Jokowi di Hari Pers Nasional: Data Sangat Berharga, Algoritma Bisa Kendalikan Preferensi Publik
Ekonomi dan bisnis | 9 Februari 2023, 15:37 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam peringatan Hari Pers Nasional (HPN), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pentingnya menjaga kedaulatan dan keamanan data dalam negeri.
Menurut Jokowi, saat ini siapapun yang menguasai data akan bisa mengendalikan masyarakat.
“Kedaulatan dan keamanan data dalam negeri juga harus menjadi perhatian kita bersama. Data adalah new oil yang harganya tak terhingga,” kata Jokowi dalam peringatan HPN di Medan, Sumatera Utara, Kamis (9/2/2023).
“Dan para penguasa data bukan hanya bisa memahami kebiasaan dan perilaku masyarakat, dengan memanfaatkan algoritma, penguasa data dapat mengendalikan preferensi masyarakat. Ini yang kita semua harus hati-hati dan hal ini harus menjadi kewaspadaan kita bersama,” kata Jokowi seperti dikutip dari tayangan Breaking News Kompas TV.
Baca Juga: Dorong Penggunaan Transportasi Massal, Jokowi Resmikan Terminal Amplas dan Tanjung Pinggir di Sumut
Pada kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan isu utama dalam dunia pers saat ini bukan lagi soal kebebasan pers. Tapi soal membuat pemberitaan yang bertanggung jawab. Lantaran, pers sekarang ini mencakup seluruh media informasi yang bisa tampil dalam bentuk digital.
Jokowi menyebut kini semua orang bebas membuat berita.
“Karena masyarakat kebanjiran berita dari media sosial dan media digital lainnya, termasuk platform-platform asing dan umumnya tidak beredaksi atau dikendalikan oleh AI. Algoritma raksasa digital cenderung mementingkan sisi komersial saja dan hanya akan mendorong konten-konten recehan yang sensasional sekarang ini banyak sekali, dan mengorbankan kualitas isi dan jurnalisme otentik,” ujar Jokowi.
“Ini yang kita akan semakin kehilangan. Hal semacam ini tidak boleh mendominasi kehidupan masyarakat kita. Media konvensional yang beredaksi semakin terdesak dalam peta pemberitaan,” ucapnya.
Baca Juga: Cerita Jokowi Berteman dengan Wartawan, Ditemani Blusukan, Buka Harapan Orang Biasa Jadi Presiden
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :