> >

Wapres soal Rencana Perbedaaan Tarif KRL Orang Kaya: Idenya Bagus, tapi Perlu Diuji Coba Dulu

Ekonomi dan bisnis | 29 Desember 2022, 15:04 WIB
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin memberikan komentar terkait rencana penerapan Tarif khusus bagi penumpang KRL Commuter Line yang mampu. (Sumber: Biro Pers Sekretariat Wakil Presiden)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin memberikan komentar terkait rencana penerapan tarif khusus bagi penumpang KRL Commuter Line yang mampu.

Ma'ruf mengatakan, kebijakan tersebut merupakan ide baik, pasalnya mengambil konsep subsidi silang (cross subsidy), antara penumpang yang mampu dan penumpang yang berhak menerima subsidi tarif.

"Idenya kan memang baik supaya yang kuat itu menolong yang lemah dan memang pembebanan itu supaya juga disesuaikan dengan daya pikulnya, istilahnya 'cross subsidi', yang kuat membantu yang lemah, itu idenya sudah betul," kata Ma'ruf di Istana Wapres Jakarta pada Kamis, (29/12/2022), dikutip dari Antara.

Meski demikian, Ma'ruf mengaku penerapan tarif KRL untuk masyarakat golongan ekonomi mampu ini perlu diuji coba terlebih dahulu. 

Hal itu bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki sebelum diterapkan secara tetap, sehingga implementasinya nanti dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran.

"Implementasinya seperti apa, mungkin perlu diuji coba dulu seperti apa hasilnya, bagaimana kekurangan-kekurangannya, sebab satu ide yang baik itu kadang-kadang juga perlu dicoba implementasinya dipaskan sehingga nanti ada hal-hal yang perlu diperbaiki," ujarnya.

Baca Juga: Pengamat Setuju Tarif KRL Orang Kaya Lebih Mahal: Yang Miskin Dibayarin dengan Subsidi

Diberitakan sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, akan ada tarif khusus bagi penumpang KRL yang mampu secara finansial. Mereka akan diberikan kartu khusus saat tapping di stasiun.

Hal ini disampaikan Budi Budi dalam Jumpa Pers Akhir Tahun 2022 di Gedung Kemenhub, Jakarta, Selasa (27/12/2022).

"Tapi, nanti pakai kartu, jadi yang sudah berdasi, yakni yang memiliki kemampuan finansialnya tinggi mesti bayar lain," ungkap Budi.

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU