RK Soal Opsi "Suntik Mati" Agro Parahyangan: Dahulukan Proyek Baru dan yang Cepat
Ekonomi dan bisnis | 21 Desember 2022, 07:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pemerintah masih mengkaji opsi "suntik mati" KA Argo Parahyangan karena ada Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Namun menurutnya, KCJB punya prioritas didahulukan karena bisa mengangkut penumpang lebih cepat dari Agro Parahyangan.
"Jadi, semua keputusan-keputusan ini, akan dievaluasi plus-minus-nya, jadi jangan dikritisi dulu sekarang, karena kan belum di lakukan. Nanti setelah dilakukan kalau ternyata argumennya tidak terbukti, atau memang keliru kan tinggal direvisi ulang," kata Ridwan Kamil kepada media di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (20/12/2022).
"Tapi poinnya (perlu) dipahami bahwa itu kan dua urusan yang sama, mengangkut penumpang Jakarta-Bandung, (jadi) ada 2 pilihan, tentu kan kita dahulukan proyek baru yang memang lebih melayani masyarakat dengan lebih cepat," sambungnya.
Mengenai harga tiket kereta cepat yang lebih mahal dari Argo Parahyangan, Ridwan Kamil menilai harga tersebut masih kompetitif.
Untuk tiga tahun pertama, harga tiket kereta cepat adalah Rp250.000 sampai tujuan Padalarang.
Untuk masuk ke kota Bandung, penumpang akan diantar menggunakan kereta feeder atau pengumpan. Total perjalanan adalah 1 jam.
Baca Juga: Luhut Sebut Kecelakaan Proyek Kereta Cepat karena Human Error, Pastikan Tetap Selesai di 2023
Sedangkan Argo Parahyangan, tiket kelas eksekutif adalah Rp170.000 dan penumpang langsung diantar ke dalam Kota Bandung. Waktu tempuhnya adalah 3 jam.
"Nanti di bulan Juni 2023 angka segitu mah relatif terjangkau ya. Boleh dibandingkan yang penting mah ekonomi bergerak dengan baik sesuai dengan yang diharapkan," tuturnya.
Sebelumnya, Ridwan Kamil berharap proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung bisa selesai tepat waktu yakni pada Juni 2023.
Adapun saat ini, proyek itu sedang dihentikan sementara imbas kecelakaan kerja yang menewaskan 2 orang dan 4 lainnya terluka.
"Pokoknya Juni, jangan melar lagi. Itu saja. Terlalu lama kita dengan angka yang penuh perdebatan, dengan perdebatan minimal aya barangna kan. Minimal Juni mohon ditepati, beroperasi penumpang pertama bisa menggunakan fasilitas," ujar Ridwan Kamil pada 19 Desember lalu, seperti dikutip dari Tribun Jabar.
Ridwan Kamil mengatakan, KCJB dapat memberikan manfaat pada kemajuan Jawa Barat, terutama kawasan yang memiliki stasiunnya, seperti Karawang dan Bandung.
Baca Juga: Emak-Emak Pusing Cukai Rokok Naik, Tapi Bapak-Bapak Santai: Rejeki Mah Ada Aja
Namun demikian, diperlukan kajian lanjutan mengenai dampak positif KCJB terhadap perekonomian Jabar.
"Setiap kenaikkan persentase ekonomi Jawa Barat akan mengaregasi kenaikan di pusat. Karena Jawa Barat kan 20 persen Indonesia. Nah faktor-faktor apakah sudah dihitung, kita hitung. Seperti faktor Rebana, Rebana itu dihitung. Kereta cepat saya belum pernah lihat studinya apakah dengan dari tiga jam menjadi 40 menit ada peningkatan pergerakan ekonomi, pasti ada ya," ungkap Ridwan Kamil.
Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, Tribun Jabar