> >

Jokowi: G20 Tak Boleh Gagal, Kelangkaan Pupuk Jangan Disepelekan

Ekonomi dan bisnis | 15 November 2022, 14:48 WIB
Pembukaan KTT G20 di Apurva Kempinski, Bali (15/11/2022). Presiden Jokowi mengatakan forum G20 tidak boleh gagal karena banyak masalah dunia membutuh solusi dan dialog bersama. (Sumber: Tangkapan Layar YouTube Kompas TV/Dina Karina )

NUSA DUA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo menyatakan, KTT G20 harus menghasilkan sesuatu yang nyata untuk memberikan solusi masalah yang dihadapi dunia saat ini. Hal itu ia sampaikan  saat membuka KTT G20, Selasa (15/11/2022), di Hotel The Apurva Kempinski Bali.

Presiden menyatakan, sebagai pemegang presidensi G20, Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam dan lebar.

Namun, keberhasilan hanya akan dapat tercapai jika semua delegasi berkomitmen dan bekerja keras serta menyisihkan perbedaan-perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret dan bermanfaat bagi dunia.

“Hari ini mata dunia tertuju pada pertemuan kita. Apakah kita akan mencetak keberhasilan? Atau akan menambah satu lagi angka kegagalan? Buat saya, G20 harus berhasil dan tidak boleh gagal,” kata Jokowi seperti dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet.

“Saya sangat paham, perlu upaya yang luar biasa agar kita dapat duduk bersama di ruangan ini,” tambahnya. 

Baca Juga: Buka KTT G20, Jokowi Diapit Dua Perempuan yang Berperan Besar Sukseskan Presidensi Indonesia

Presiden menyampaikan, ada berbagai tantangan global yang butuh penyelesaian segera. Mulai dari pandemi Covid-19, perang, hingga krisis pangan, energi, dan keuangan.

“Masalah pupuk, jangan disepelekan. Jika kita tidak segera mengambil langkah agar ketersediaan pupuk mencukupi dengan harga yang terjangkau, maka 2023 akan menjadi tahun yang lebih suram,” ujar Jokowi. 

Tingginya harga pangan saat ini, disebutnya juga dapat menjadi semakin buruk. Pun, dapat memicu ketiadaan pasokan pangan.

“Kelangkaan pupuk dapat mengakibatkan gagal panen di berbagai belahan dunia, 48 negara berkembang dengan tingkat kerawanan pangan tertinggi akan menghadapi kondisi yang sangat serius,” lanjutnya. 

Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU