Inflasi Argentina Dekati 100 Persen, Presiden Fernandez Copot 3 Menteri Dari Jabatannya
Ekonomi dan bisnis | 11 Oktober 2022, 14:13 WIBBUENOS AIRES, KOMPAS.TV- Ekonom di Argentina memproyeksi inflasi negara itu akan mencapai 100 persen secara tahunan, di bulan Desember 2022. Pada Agustus lalu, inflasi tahunan Argentina tercatat sebesar 79 persen. Hal itu akan mengukuhkan Argentina sebagai salah satu negara dengan tingkat inflasi tertinggi di dunia.
Proyeksi tersebut diterbitkan dalam rilis survei bulanan bank sentral dan merupakan pertama kalinya memproyeksikan inflasi hingga tiga digit untuk Argentina.
Bahkan inflasi Argentina tidak mencapai level tersebut saat krisis ekonomi pada tahun 1990an.
Melansir dari Bloomberg, Selasa (11/10/2022), selama hampir tiga tahun menjabat, Presiden Alberto Fernandez memang telah menerapkan pembekuan harga, kontrol mata uang, dan pembatasan impor. Namun pemerintahannya tidak punya gambaran besar rencana ekonomi yang dianggap kredibel oleh pasar.
Baca Juga: Jokowi Dapat Bisikan, 28 Negara Sudah Antre Jadi Pasien IMF untuk Minta Bantuan
Kebijakan Argentina yang mengendalikan nilai tukar kini telah menggerus cadangan devisanya, membuat pasar khawatir. Seperti diketahui, sebelumnya Sri Lanka menyatakan diri bangkrut karena tak bisa membayat utang luar negerinya, karena cadangan devisanya sudah habis.
Tahun lalu, Fernandez mengusulkan anggaran negara dengan proyeksi inflasi sebesar 33 persen. Namun saat ini inflasi sudah hampir 80 persen. Hal itu jelas membuat negara harus mencari utang baru untuk memenuhi kebutuhan belanja negara.
Selain itu, para ekonom juga memproyeksi Inflasi tahunan pada akhir tahun 2023 sebesar 90,5 persen. Lalu inflasi bulanan di atas 5,9 persen hingga Maret 2023.
Peso Argentina diproyeksi berada di level 173,1 peso per dollar AS pada akhir 2022, lalu akan anjlok hingga 310,4 peso per dollar AS pada akhir 2023.
Baca Juga: Jokowi Sebut Tak Ada Negara yang Kerja Sedetail RI Saat Tangani Inflasi
Saat inflasi meroket, pertumbuhan ekonomi Argentina diproyeksi hanya sebesar 4,1 persen di 2022, bahkan anjlok lagi menjadi 1 persen di 2023.
Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto
Sumber :