Beras Sumbang Inflasi Tertinggi di Kalteng yang Diproyeksikan Jadi Lumbung Pangan Nasional
Ekonomi dan bisnis | 4 Oktober 2022, 11:27 WIBPALANGKARAYA, KOMPAS.TV – Kalimantan Tengah menjadi salah satu daerah yang diproyeksikan menjadi lumbung pangan nasional. Namun, beras menjadi komoditas penyumbang inflasi tertinggi di provinsi ini.
Sebagaiman diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (3/10/2022) mengumumkan, nilai inflasi sepanjang tahun ini sebesar 5,94 persen (year on year/yoy)
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro menjelaskan, hanya ada dua sampel kota untuk penentuan inflasi dari 14 kabupaten dan kota di Kalteng, yakni Kota Palangkaraya dan Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur. Dari dua daerah tersebut, beras menyumbang nilai inflasi tertinggi.
Dengan ini, Kalteng masuk dalam tiga wilayah dengan inflasi tertinggi di Indonesia pada 12 September 2022, dengan nilai inflasi 6,9 persen.
“Andil inflasi sepanjang tahun ini di Kota Palangkaraya mencapai 6,13 persen dan Sampit 5,62 persen. Hal itu sejalan kenaikan harga sejumlah komoditas di pasar-pasar tradisional,” jelasnya, dikutip dari Kompas.id.
Beberapa komoditas lain yang menyumbang inflasi yakni, bahan bakar minyak (BBM) beras, pasir, daging ayam ras, kacang panjang, dan bahan bakar rumah tangga.
Baca Juga: Inflasi September Tembus 1,17 Persen Tertinggi Sejak 2014, Buntut Kenaikan Harga BBM
Tren kenaikan harga beras
Sejauh ini, harga beras menunjukan tren kenaikan. Pedagang di Pasar Besar Kota Palangkaraya, Rahmat (44), menjelaskan terjadi sejumlah kenaikan harga sejumlah jenis beras.
Harga beras siam arjuna misalnya, naik dari Rp 14.000 per kilogram menjadi Rp 17.000 per kg. Lalu, harga beras tilang juga naik, dari Rp 11.000 per kg menjadi Rp 14.000 per kg.
”Semua beras di sini dari Banjarmasin. Harga sudah naik dari sana,” ungkapnya.
Sebelumnya, Pemprov Kalteng melakukan operasi pasar di sejumlah daerah. Sekretaris Daerah Kalteng Nuryakin mengatakan, banyak faktor memengaruhi kenaikan harga beras.
Salah satunya, gagal panen akibat banjir dan hama tungro di Kabupaten Kapuas.
”Faktor lainnya adalah karena kenaikan harga BBM, kami akan evaluasi terus melakukan operasi pasar,” ungkap Nuryakin.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV