Jokowi Sebut Ekonomi Digital Bisa Bawa RI Lolos dari Krisis Pangan hingga Krisis Kesehatan
Ekonomi dan bisnis | 26 September 2022, 12:16 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo menyatakan, Indonesia bisa mengambil kesempatan dari suburnya pertumbuhan startup di tanah air, di tengah kondisi geopolitik dan krisis pangan yang melanda dunia.
Jokowi mengatakan, saat ini semua negara di dunia sedang mengalami kesulitan. Lembaga-lembaga internasional juga menyampaikan tahun ini sangat sulit dan tahun depan akan lebih gelap. Ada belasan ribu orang yang mati setiap harinya akibat kelaparan.
"Saat saya bertemu dengan Presiden Putin selama dua setengah jam diskusi, ditambah dengan ketemu dengan Presiden Zelenskyy satu setengah jam saya berdiskusi, saya menyimpulkan perang tidak akan segera selesai, akan lama," kata Jokowi saat membuka BUMN Startup Day Tahun 2022, di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Senin (26/9/2022).
"Itu berakibat pada kesulitan-kesulitan yang lain, krisis pangan, krisis energi, krisis finansial, COVID-19 yang belum pulih. Akibatnya kita tahu, sekarang ini baru saja saya dapat angka 19.600 orang setiap hari mati kelaparan karena krisis pangan," ujar Jokowi seperti dikutip dari laman resmi Sekretariat Presiden.
Baca Juga: Gencar Bangun Jalan Tol Hingga Bendungan, Apakah Rencana Jokowi untuk Indonesia di Sisa Jabatannya?
Tapi menurutnya, ada peluang yang bisa diambil oleh Indonesia karena ekonomi digital RI tumbuh pesat dan tertinggi di Asia Tenggara.
Jokowi menyebut, nilai ekonomi digital RI di 2020 sebesar Rp632 triliun lalu akan melompat menjadi Rp4.531 triliun nanti di 2030.
"Artinya, peluangnya besar sekali. Ini adalah kesempatan Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian terutama yang muda-muda karena juga pengguna internet di Indonesia itu sudah mencapai 77 persen, 77 persen, dan penggunaannya 8 jam 36 menit setiap harinya coba. Besar sekali potensi yang ada," tutur Jokowi.
Ia juga mengingatkan jumlah startup yang dimiliki Indonesia adalah yang terbanyak ke-6 di dunia. Yaitu setelah Amerika, India, UK, Kanada, dan Australia.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :