Poin-poin Asumsi Makro RAPBN 2023 yang Membuat Presiden Yakin Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen
Ekonomi dan bisnis | 17 Agustus 2022, 05:53 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pemerintah optimistis dengan prospek ekonomi Indonesia 2023. Hal ini tercermin dari Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam Pidato Nota Keuangan RI Pengantar RAPBN pada Selasa 16 Agustus 2022.
Pemerintah optimistis asumsi ini dapat dicapai dengan bauran kebijakan yang tepat serta sinergi dan koordinasi yang makin erat antara otoritas fiskal, moneter, dan sektor keuangan. Selain itu, diperkirakan pada tahun 2023 sektor swasta akan semakin kuat sehingga dapat menjadi motor pertumbuhan.
"Kita akan berupaya maksimal dalam menjaga keberlanjutan penguatan ekonomi nasional," kata Presiden Jokowi.
Berikut beberapa asumsi makro ekonomi penyusunan RAPBN 2023 yang disampaikan presiden.
Pertama proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen. Angka ini setara dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 sebesar 5,44 persen.
Pemerintah dan badan anggaran DPR RI sebelumnya telah menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di rentang 5,3 persen-5,9 persen.
Proyeksi pemerintah ini lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi dari lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasional alias IMF yakni sebesar 5,2 persen atau lebih rendah dari proyeksi awal lembaga ini yang sebelumnya memprediksi Indonesia bisa tumbuh 6 persen.
Baca Juga: Untuk Jalankan Agenda Pembangunan, Pemerintah Rancang Pendapatan Negara 2023 Sebesar Rp 2.443,6 T
Mengutip dari Kontan.co.id, tahun depan International Monetary Fund (IMF) memperkirakan terjadinya perlambatan ekonomi. Catatan IMF pertumbuhan ekonomi 2022 turun dari proyeksi awal 3,6 persen menjadi 3,2 persen.
Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 2,9 persen atau lebih rendah dari proyeksi awal sebesar 3,6 persen.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV