Harga Minyak Goreng Turun Terus dalam 3 Bulan, BPS Ungkap Faktor Penyebabnya
Ekonomi dan bisnis | 2 Agustus 2022, 07:59 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengungkapkan, harga minyak goreng telah mengalami deflasi selama tiga bulan berturut-turut. Yaitu sejak Mei-Juli. Menurut Margo, itu berarti upaya pemerintah dalam menjaga harga minyak goreng di tingkat masyarakat telah membuahkan hasil.
“Upaya pemerintah menjaga harga (minyak goreng) di masyarakat membuahkan hasil karena minyak goreng mengalami deflasi tiga bulan berturut-turut secara month-to-month (mtm),” kata Margo dalam konferensi pers virtual, Senin (1/8/2022).
Ia menjelaskan komoditas minyak goreng telah memberikan andil terhadap deflasi selama tiga bulan berturut-turut yaitu 0,01 persen (mtm) pada Mei, 0,02 persen pada Juni, dan 0,07 persen pada Juli 2022.
Harga minyak curah tercatat turun lebih dalam dibanding penurunan harga minyak kemasan.
Baca Juga: Distribusi Minyakita Belum Merata, Pedagang di Lampung Keluhkan Harga Minyak Goreng Masih Mahal
Rinciannya, harga minyak goreng kemasan pada Mei sebesar Rp22.500 per liter yang kemudian turun menjadi Rp22.300 per liter pada Juni, dan kembali turun menjadi Rp21.600 per liter pada Juli 2022.
Sementara harga minyak goreng curah pada Mei sebesar Rp18.200 per liter yang kemudian turun menjadi Rp16.900 per liter pada Juni, dan menyentuh titik terendahnya sebesar Rp15.000 per liter pada Juli 2022.
“Secara month-to-month (mtm) minyak goreng memberi andil deflasi 0,07 persen pada Juli 2022, namun secara year-on-year (yoy) masih memberi andil inflasi 0,29 persen,” ujarnya.
Menurut Margo, meski minyak goreng masih memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,29 persen (yoy) jika dilihat secara tahunan, trennya menurun sehingga mengindikasikan upaya pemerintah menjaga harga minyak goreng sudah berhasil.
Baca Juga: Stok Melimpah di Pasar, Minyak Goreng Curah Dijual Rp 11.000!
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :