Harga Bitcoin Crash, Negara Ini Catat Kerugian Rp590 Miliar
Ekonomi dan bisnis | 14 Juni 2022, 18:08 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Runtuhnya pasar cryptocurrency atau mata uang kripto yang membuat harga Bitcoin anjlok ke angka $22.300 membuat sejumlah perusahaan dan negara mengalami kerugian.
Salah satu negara yang terdampak adalah El Salvador. Negara kecil di Amerika Tengah itu membuat sejarah pada sekitar setahun yang lalu ketika mengumumkan rencana untuk mengadopsi cryptocurrency utama sebagai alat pembayaran yang sah dalam acara Miami Bitcoin Conference.
Langkah tersebut lalu diresmikan El Salvador pada bulan September 2021 yang kemudian mendapat kritik dari organisasi keuangan global, seperti IMF.
Sejak itu, El Salvador dan para pemimpinnya telah melakukan banyak inisiatif pro-BTC, termasuk mengumumkan rencana untuk membuat Kota Bitcoin dan membeli lebih dari 2.301 bitcoin.
Pembelian terakhir terjadi selama kemunduran pasar pertengahan Mei ketika negara tersebut menghabiskan $15,3 juta (Rp225 miliar) untuk membeli 500 BTC.
Namun kondisi sekarang di pasar cryptocurrency berbeda. Bitcoin yang menjadi induk dari mata uang kripto anjlok hingga lebih $10.000.
Bahkan Bitcoin sempat turun menyentuh nilai $20.800 per keping yang tercatat sebagai harga terendah dalam dua tahun terakhir.
Baca Juga: Saham Teknologi dan Cryptocurrency Runtuh, Kekayaan Elon Musk dan Jeff Bezos Turun Miliaran Dolar
Dilansir dari CryptoPotato, El Salvador untuk sementara ditaksir mengalami kerugian mencapai $40 juta atau lebih dari Rp590 miliar akibat runtuhnya harga Bitcoin.
Meski begitu, Menteri Keuangan El Salvador Alejandro Zelaya, meyakinkan bahwa kehancuran pasar cryptocurrency terbaru tidak akan mengganggu kesehatan fiskal negara.
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada
Sumber : CryptoPotato