Wabah PMK Ancam Produksi Susu Segar dalam Negeri, Peternak Makin Resah
Ekonomi dan bisnis | 8 Juni 2022, 13:46 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak berpotensi mengancam produksi susu segar dalam negeri yang makin menurun. Padahal, saat ini produksinya hanya sekitar 21 persen dari total kebutuhan nasional.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Dedi Setiadi menyebutkan, tingkat kematian akibat PMK memang 1-5 persen, tetapi begitu terinfeksi, produksi susu bisa turun 25-100 persen. Rata-rata 80 persen.
Total ada 60 koperasi di bawah GKSI yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
”Hampir semua anggota kami sudah melaporkan terdampak PMK. Setiap hari, sapi yang terinfeksi bertambah,” tutur Dedi, seperti dikutip dari Kompas.id (8/6/2022).
Tak hanya itu, sejumlah sapi usia muda juga mati sehingga bisa berpengaruh pada keberlanjutan populasi dan sapi perah nasional. Apalagi, sapi yang sudah sembuh pun membutuhkan waktu untuk pemulihan.
Disebutkan pula, populasi sapi perah yang menjadi anggota GKSI mencapai 375.000 ekor, terbanyak di Jatim, lalu Jabar, dan terakhir Jateng.
Sementara ini, pihaknya meminta peternak untuk tidak panik dan menjual sapinya. Kepanikan itu dimanfaatkan oleh pedagang musiman dengan membeli sapi dengan harga sangat rendah.
Baca Juga: Mencemaskan, Setiap Hari Ada yang Mati, Peternak Harap Wabah PMK Ditetapkan sebagai Bencana Nasional
Para peternak berharap pemerintah mempercepat vaksinasi dan memberikan perhatian lebih kepada peternak.
Oleh karena itu, menurut Dedi, vaksinasi harus dilakukan sesegera mungkin untuk menyelamatkan ternak yang masih sehat. Jika tidak, persoalan bakal semakin rumit.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Kompas.id