Minyak Goreng Kembali Melimpah Usai Pemerintah Cabut HET, Warga: Harganya Mahal dan Memberatkan
Ekonomi dan bisnis | 17 Maret 2022, 09:24 WIBBANDUNG BARAT, KOMPAS.TV - Pemerintah melalui Menteri Perdagangan resmi mencabut peraturan terkait Harga Eceren Tertinggi (HET) untuk komoditas minyak goreng pada Rabu (16/3/2022).
Sebelum dicabut, harga eceran tertinggi minyak goreng kemasan sederhana hanya Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.
Baca Juga: Pemerintah Cabut Aturan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Kemasan
Ketika HET belum dicabut pemerintah, stok minyak goreng di supermarket maupun minimarket menjadi begitu sulit ditemukan alias langka.
Kondisi tersebut berubah seiring pencabutan aturan HET oleh pemerintah, sontak stok minyak goreng kemasan di supermarket tiba-tiba berlimpah.
Namun, harganya kembali normal atau menjadi mahal karena penetapan harga minyak goreng diserahkan kepada mekanisme pasar.
Kondisi melimpahnya minyak goreng dengan harga yang relatif tinggi di pasaran terjadi salah satunya di wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Baca Juga: 3.000 Botol Minyak Goreng Ditimbun Sengaja Tak Segera Didistribusikan
Elin (50), warga Padalarang, membenarkan adanya stok minyak goreng yang kini tersedia melimpah di supermarket, namun ia juga mengamini bahwa harganya relatif tinggi.
"Kemarin-kemarin sempat langka karena harganya Rp 28 liter ribu untuk kemasan 2 liter, sekarang banyak tapi harganya mahal," kata Elin dikutip dari TribunJabar.id pada Kamis (17/3/2022).
Dilansir dari TribunJabar, dari hasil pantauan di pasaran, harga minyak kemasan premium ukuran dua liter di supermaket kini menyentuh harga Rp 50 ribu dengan stok yang sangat melimpah.
Kendati demikian, masyarakat masih tetap membeli minyak goreng tersebut meski harganya cukup tinggi dan dinilai sangat memberatkan.
Baca Juga: Pengubahan Aturan HET Hingga Keputusan Subsidi Minyak Curah, Apakah Bisa Atasi Krisis Minyak Goreng?
"Iya saya sudah tahu (harga minyak kemasan mahal), itu sangat memberatkan sekali, sekarang harganya sangat tinggi-tinggi," ucap Elin.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Bandung Barat Ricky Riyadi mengatakan saat ini HET minyak goreng kemasan memang sudah dicabut.
Tetapi, kata dia, belum ada ketentuan terkait penetapan harga minyak goreng kemasan per liternya.
"Jadi, hanya dibahasakan harga pasar saja. Kalau yang sudah benar-benar ditetapkan itu minyak goreng curah yang asalnya Rp 11.500 per liter, sekarang jadi Rp 14 ribu per liter," ujar Ricky.
Baca Juga: Minyak Goreng Penting Trending di Twitter, Warganet Luapkan Kekecewaan
"Ini dikembalikan ke harga pasar, belum ada ketentuan harus berapa-berapanya. Mudah-mudahan pemerintah akan menetapkan kembali dan ada ketentuan khusus untuk harga minyak kemasan."
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menjelaskan alasan pemerintah mencabut peraturan HET minyak goreng.
Menurutnya, pemerintah menerapkan hal tersebut seiring terjadinya kelangkaan terhadap komoditas pangan tersebut di lapangan.
"Iya dicabut HET (hari ini). Jadi harga minyak goreng kemasan dibebaskan, tetapi untuk curah dibatasi Rp 14 ribu per liter," kata Oke Nurwan dikutip dari Tribunnews.com pada Rabu (16/3/2022).
Baca Juga: Hasil Survei: Ini 3 Provinsi yang Menolak Keras Penundaan Pemilu 2024
Oke mengatakan, pihaknya saat ini sedang memproses Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) terbaru soal HET minyak goreng.
Oke mengaku Permendag tersebut telah disosialisasikan ke pasar-pasar sejumlah daerah.
"Saya ke pasar dan sudah berkoordinasi tadi pagi, silakan untuk minyak goreng kemasan lepas dengan harga keekonomian," ujar Oke.
Oke tak menampik bahwa minyak goreng saat ini langka di berbagai daerah. Jika pun ada, harganya banyak yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah.
Baca Juga: Mahfud MD Desak Polri Periksa Pendeta yang Minta 300 Ayat Alquran Dihapus: Bikin Orang Marah
Karena itulah, Kementerian Perdagangan memcabut HET untuk minyak goreng kemasan. Namun begitu, Oke menyakini harga minyak goreng kemasan ke depan akan turun sesuai keekonomiannya.
"Pasar akan menyesuaikan keekonomian terbarunya, keseimbangan terbarunya," ujar Oke Nurwan.
"Mungkin ada kebingunan, tapi dengan harga keekonomian dan nanti dalam waktu dekat harga CPO internasional akan terkoreksi kembali keseimbangan barunya, maka mereka akan punya harga keekonomian yang sesuai dengan mekanisme pasar."
Baca Juga: Ingin Pemilu Ditunda, Luhut Pertanyakan Alasan Jokowi Harus Turun: Kami Capek Dengar Istilah Kadrun
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti
Sumber : TribunJabar/Tribunnews