Kemendag Sebut Aksi "Panic Buying" Warga Bikin Minyak Goreng Tambah Langka
Ekonomi dan bisnis | 7 Maret 2022, 10:46 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Kementerian Perdagangan menyebutkan, "panic buying" yang dilakukan warga bisa jadi salah satu penyebab langkanya barang tersebut.
Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didid Noordiatmoko mengatakan, warga panic buying karena sempat kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau.
Sehingga saat ada kesempatan, masyarakat membeli dalam jumlah lebih. Didid mengungkap hasil riset menyebutkan kebutuhan minyak goreng per orang hanya 0,8-1 liter per bulan. Artinya, kini banyak rumah tangga menyetok minyak goreng.
“Tapi ini baru terindikasi,” kata Didid seperti dikutip dari Antara, Senin (7/3/2022).
Baca Juga: Minyak Goreng di Rejang Lebong Tembus Rp 40.000, Pedagang Juga Alami Stok Kosong
Ia menjelaskan, saat ini Kemendag pemerintah terus berupaya menyelesaikan persoalan produksi hingga distribusi minyak goreng secara bertahap.
Sedangkan dari sisi produksi, Didid mengatakan sudah mendekati jumlah kebutuhan masyarakat. Sehingga seharusnya kelangkaan minyak goreng sudah tidak terjadi lagi per akhir Maret nanti.
"Persediaan sebenarnya tersedia. Selisih kebutuhan ini sudah mendekati normal. Akhir bulan ini secara teoritis sudah cukup," ujar Didid.
Baca Juga: Minyak Goreng hingga Cabai, Harga Bahan Pangan Serempak Naik! Apa Solusi dari Pemerintah?
Aksi warga yang berebut membeli minyak goreng terjadi di sejumlah daerah dalam beberapa hari terakhir. Bukan hanya di minimarket, warga juga menyerbu pasar murah yang digelar pemerintah di pasar dan kantor bulog daerah.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Antara