Harga Gula Pasir Mulai Ikut-ikutan Naik, Bagaimana Imbasnya?
Ekonomi dan bisnis | 1 Maret 2022, 17:14 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Gula pasir mulai mengalami kekaikan harga dan kelangkaan. Hal ini berimbas pada salah satunya pengusaha.
Ketua Koordinator Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengungkapkan, pengusaha warteg terkena imbas kenaikan harga gula karena adanya kebutuhan untuk menu, seperti es teh manis.
"Kita tidak jual teh botol, dari es teh itu kita dapat keuntungan lumayan. Jadi, tidak bisa itu (hilangkan es teh manis)," ujarnya, Selasa (1/3/2022), dikutip dari Tribunnews.com.
Kebutuhan terhadap gula untuk operasional warteg cukup banyak, dikatakan Mukroni, bisa mencapai 2 kilogram (kg) per hari.
"Kebutuhan gula itu banyak sekali karena banyak orang minum es teh. Sekarang musim hujan mungkin banyak minum teh hangat, terkecuali kopi karena ada sachet," jelasnya.
Selain es teh manis, juga ada beberapa makanan dengan memakai bahan baku gula untuk penyedap rasa.
"Ada beberapa masakan juga butuh gula, misalnya sambal dikasih gula biar sedap. Gula dari sari tebu untuk penyedap rasa," sebut Mukroni.
Diketahui, harga gula pasir kemasan maupun curah atau kiloan di pasar tradisional salah satunya di Palembang, Sumatera Selatan mengalami kenaikan Rp500 per kilogram, stoknya pun tidak banyak. Hal ini terpantau di Pasar Satelit Perumnas Sako, Selasa (1/3) siang.
Daging sapi naik
Di luar itu, harga daging sapi juga naik. Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) per Selasa (1/3), harga daging sapi kualitas I naik menjadi Rp129.850 per kg, dari sebelumnya pada pekan lalu (23/2) seharga Rp129.050 per kg.
Baca Juga: Para Politikus DPR Soroti Awal 2022 dalam Bayangan Omicron dan Kenaikan Harga Sembako
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/Tribunnews.com