Mengenal Kawasan Cagar Budaya Malioboro, Sebutan Baru Jalan Malioboro
Kebijakan | 12 Februari 2022, 08:05 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti meminta kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta mulai dikenal dengan sebutan Kawasan Cagar Budaya Malioboro.
Dengan nama baru tersebut, ia berharap tidak ada lagi yang menjuluki kawasan itu dengan penyebutan Malioboro pascarelokasi pedagang kaki lima (PKL).
Ia menegaskan, PKL tetap ada di Malioboro, tetapi digeser di lokasi baru yakni di Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro 2.
"Jadi jangan lagi nanti di sini (disebut) pascarelokasi PKL dan sebagainya, tidak ada karena teman-teman (hanya) bergeser. Bukan di Malioboro tidak ada PKL, tapi PKL-nya bergeser ke Teras (Malioboro) satu dan teras dua," Haryadi saat konferensi pers di trotoar depan Gedung DPRD DIY, Yogyakarta, Jumat (11/2/2022), seperti dikutip dari Antara.
Sesuai dengan permintaan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, lanjutnya, Pemkot Yogyakarta siap melakukan penataan lanjutan untuk mempercantik bagian dari sumbu filosofi DIY yang akan diajukan sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO itu.
Baca Juga: Kembalikan Hak Pemilik Toko & Pemerintah, Pedagang Kaki Lima Dipindahkan dari Jalan Malioboro
"Dalam waktu tiga bulan kami mendapat instruksi Pak Gubernur (DIY) untuk segara menata kawasan ini jadi kawasan yang indah, kawasan yang bersih, kawasan yang nyaman untuk semua pengunjung di Malioboro ini," ujar Haryadi.
Ia menuturkan, dalam penataan lanjutan selama tiga bulan itu, warna bangunan termasuk pertokoan yang ada di Malioboro akan diselaraskan dengan cat warna putih mengacu kondisi awal kawasan itu.
"Kami juga akan melihat contoh daripada cat yang sebenarnya di (bangunan) BPD di ujung utara sisi barat kawasan Cagar Budaya Malioboro ini. Jadi nanti warnanya akan kita seragamkan supaya warnanya lebih indah lagi," terangnya.
Adapun Gubernur DIY Sri Sultan HB X pun menuturkan, Pemda DIY bersama Pemkot Yogyakarta bakal mempercantik kawasan Malioboro dengan menggencarkan perbaikan berbagai sarana dan bangunan di kawasan itu selama tiga bulan.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Antara