Namanya Disebut Terlibat Proyek IKN, Adik Prabowo: Ini Kebohongan Besar
Ekonomi dan bisnis | 8 Februari 2022, 22:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Chief Executive Officer (CEO) Arsari Group Hashim Djojohadikusumo mengaku terkejut namanya disebut sebagai bagian oligarki, yang menguasai proyek Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim).
"Saya terkejut dan saya kecewa dengan nama saya disebut-sebut seolah-olah bagian dari oligarki, seolah-olah terus dapat rezeki dari pemerintah, dapat pembagian proyek dari pemerintah, dan seolah-olah ini bagian suatu deal politik antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi agar Prabowo ditarik atau disambut sebagai bagian dari pemerintah Indonesia tahun 2019," kata Hashim dalam konferensi pers virtual, Selasa (8/2/2022).
Hashim menyampaikan, perusahaannya memang mempunyai bisnis penyediaan air bersih untuk mensuplai sejumlah wilayah di Kaltim. Namun bisnis itu sudah dijalankan sejak 2016, atau 3 tahun sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan lokasi IKN di Kaltim.
Baca Juga: Alasan Adik Prabowo Tak Akan Jual Lahan di Kaltim Untuk IKN
Menurut Hashim, bisnis penyediaan air di Kaltim awalnya untuk memenuhi kebutuhan operasional Arsari Group di sana. Ia pun menyewa konsultan asal Belanda, Witteveen Bos, untuk mensurvei pasokan air.
"Perusahaan itu merupakan salah satu konsultan engineering air bersih yang ternama di dunia. Dan saya menunjuk untuk membuat feasibility e study atau studi kelayakan apakah layak atau tidak dibangun proyek air yang besar di tempat yang saya miliki di Kaltim," tutur Hashim.
"Berdasarkan hasil studi kelayakan Witteveen Bos, ternyata di wilayah kami topografinya sangat mendukung untuk dibangun bendungan yang bisa menghasilkan air melimpah,” tambahnya.
Arsari Group pun berencana memasok air bersih di wilayah Kalimantan Timur, seperti Balikpapan, Samarinda, Kota Bangun, Tenggarong, Kabupaten PPU, dan sekitarnya.
Baca Juga: Ada Petisi Tolak Pemindahan IKN, Pimpinan DPR: Pemerintah Harus Akomodir Masukan Masyarakat
Hashim menjelaskan, Arsari Group sudah memiliki lahan di Balikpapan sejak 2007. Saat itu, Hashim memutuskan membeli suatu perusahaan yang memiliki hak pengusahaan hutan (HPH) cukup besar seluas 260.000 hektare dan tanah yang luasnya sekitar 450 hektare.
Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV