Ini Fakta di Balik Mundurnya 1.400 Karyawan Bank KB Bukopin
Perbankan | 24 Januari 2022, 08:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Manajemen PT Bank KB Bukopin Tbk mengatakan, 1.400 karyawannya mengundurkan diri per Desember 2021. Mereka mundur dengan sukarela, mengikuti program yang ditawarkan perusahaan.
Sekretaris Perusahaan Bank KB Bukopin Tias Hardi menjelaskan, perusahaan kini tengah fokus bertransformasi, yang salah satunya merupakan transformasi teknologi menuju New Generation Banking System (NGBS).
"Program ini ditawarkan kepada semua karyawan, dan sifatnya sukarela atau voluntary. Tidak ada paksaan, tidak ada penunjukan," kata Tias dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (24/1/2022).
Setelah resmi diakuisisi oleh Kookmin Bank pada tahun 2020, Bank KB Bukopin tengah fokus bertransformasi di berbagai aspek bisnis. Termasuk aspek sumber daya manusia (SDM) perusahaan.
Baca Juga: Tutup 96 Kantor Cabang, BNI Jamin Tak Ada PHK Karyawan
Implementasinya, perusahaan menawarkan pengunduran diri secara sukarela kepada karyawannya. Setelah 1.400 karyawan mengikuti program tersebut, jumlah karyawan Bank KB Bukopin kini sekitar 4.800 karyawan.
"Kalau mau berkaca, bank-bank yang bertransformasi duluan, sudah melakukan ini (pengurangan karyawan sukarela)," ujar Tias.
Ia mengungkapkan, perusahaan memberi sejumlah manfaat atau benefit kepada karyawannya yang ingin mengundurkan diri secara sukarela.
Yaitu pembayaran uang pesangon yang lebih tinggi dibanding pesangon seharusnya. Asuransi individu dan keluarga karyawan yang mengikuti program tersebut juga masih akan ditanggung, hingga 6 bulan setelah pengunduran diri diajukan.
Baca Juga: Bertransformasi ke Bank Digital, BTPN Pangkas 5.500 Karyawannya
Bank KB Bukopin juga memberikan pelatihan kepada karyawan yang mengikuti program pengunduran diri secara sukarela, untuk mendukung keberlanjutan karier.
"Banyak karyawan, apalagi eranya sudah modern seperti ini, mungkin banyak karyawan yang sudah kepikiran jadi entrepreneur, businessman, pengusaha, atau mungkin ada yang punya prinsip ingin pindah industri, bukan di bank lagi," ujarnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :