> >

Premium dan Pertalite Bakal Dihapus, YLKI Minta Pemerintah Sediakan BBM Baru yang Murah

Kebijakan | 27 Desember 2021, 06:10 WIB
Ilustrasi SPBU Pertamina. YLKI meminta pemerintah untuk menyediakan bahan bakar minyak (BBM) baru yang murah dan ramah lingkungan, jika tetap ingin menghapus premium dan pertalite. (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI meminta pemerintah untuk menyediakan bahan bakar minyak (BBM) baru yang murah dan ramah lingkungan, jika tetap ingin menghapus Premium dan Pertalite. 

Ketua Harian YLKI Tulus Abadi menyebut rencana penghapusan BBM jenis Premium sebenarnya bukanlah hal baru. 

Pasalnya, kata dia, BBM Premium sempat dihapus khususnya pada 2017, tapi dihidupkan lagi pada 2018 saat menjelang Pemilu.

"Secara historis sebenarnya BBM jenis Premium sempat dihapuskan khususnya pada tahun 2017, di Jawa dan Bali pernah, tapi sayangnya kemudian menjelang 2018, kebijakan itu dianulir dan BBM Premium kembali diberlakukan," kata Tulus dalam keterangan video yang diterima KompasTV, Minggu (26/12/2021). 

Tak hanya itu, Tulus juga menyebut pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) jilid pertama, tim reformasi mafia Migas yang dikepalai Faisal Basri juga sempat merekomendasikan untuk menghapus keberadaan BBM subsidi jenis Premium di Indonesia.

"Artinya, dari sisi sejarah maupun kebijakan sebenarnya, ini bukan hal yang baru pemerintah akan menghapuskan BBM Premium," jelasnya. 

Sementara dari sisi kualitas, BBM jenis Pemium dinilai tidak baik dan dapat merusak lingkungan. Pasalnya menurut Tulus, premium belum memenuhi standar Euro.

Terlebih, Jokowi kata Tulus, berkomitmen di mana pengurangan emisi terhadap bahan bakar fosil jadi mutlak diperlukan. 

Baca Juga: Jika Pertalite dan Premium Dihapus, Begini Dampak BBM Beroktan Tinggi pada Kendaraan Lawas

"Oleh karena itu dari sisi lingkungan saya kira menjadi hal yang mutlak ketika mendorong adanya BBM yang lebih ramah lingkungan sehingga menimbulkan dampak yang lebih rendah terhadap lingkungan. Sehingga emisinya lebih rendah," ungkapnya.

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU