Usai Tinjau Gunung Semeru, Menteri ESDM Sebut Alat Pemantauan akan Dimodernisasi
Ekonomi dan bisnis | 17 Desember 2021, 19:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pemerintah akan memodernisasi dan menambah alat pemantauan di Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Lumajang, Jawa Timur.
Satu alat yang akan segera direalisasikan adalah pemasangan thermal camera di area Besuk Kobokan untuk memantau suhu luncuran awan panas ketika terjadi erupsi.
Dalam hal ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan, thermal camera untuk bisa mendeteksi panas akan ditempelkan di Besuk Kobokan. Jika memang ada luncuran awan panas, akan langsung diketahui level temperaturnya.
Namun, sekarang ini thermal camera efektifnya baru ke daerah yang memang kelihatan titiknya, maka ke depannya juga mengetahui potensi awan panas guguran (APG) ke daerah lainnya.
“Nah, cuma kan jaraknya 13 km ya, karena ke atas sana lagi tertutup kabut. Kita sedang cari jalan, bagaimana caranya kita bisa lebih ke titik pengamatan yang lebih dekat," ujarnya, seperti dikutip dari laman Kementerian ESDM, Jumat (17/12/2021).
Ia juga menyampaikan bahwa peralatan lainnya juga akan segera ditambah dan disesuaikan dengan peta kawasan rawan bencana terbaru.
"Ke depannya, kita akan melengkapi sistem pengamatan kita, beberapa peralatan akan kita tambah. Kita akan meng-upgrade, kalau sekarang memang standar, kita perlu tambah lagi di beberapa titik," terangnya yang telah meninjau aktivitas Gunung Semeru di Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Jumat, pasca peningkatan status Gunung Semeru menjadi level III (Siaga) pada Kamis (16/12) malam.
Baca Juga: Status Gunung Semeru Naik Jadi Siaga, Tidak Boleh Ada Aktivitas dalam Radius 13 Km dari PuncaK
Status Gunung Semeru Level 3
Menteri Arifin yang meninjau aktivitas Semeru setelah menjalani karantina usai melakukan perjalanan dinas luar negeri tersebut, meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam zona rawan bahaya yang telah ditetapkan Badan Geologi Kementerian ESDM.
"Terkait peningkatan status Gunung Semeru, kemarin memang ada indikasi seismik yang naik dan pengamatan visual di lapangan. Dan, kondisi akibat dari (erupsi) yang lalu, dengan adanya tumpahan lahar, menyumbat sungai. Kalau hujan (tumpahan lahar) akan melebar dan kalau terjadi erupsi lagi, dampaknya akan lebih luas. Maka dari itu, statusnya ditetapkan menjadi level III," terangnya.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV