Sri Mulyani Ingin Hasil Nyata Selama RI Pegang Presidensi G20, Ini Daftarnya
Ekonomi dan bisnis | 10 Desember 2021, 13:36 WIBBALI, KOMPAS.TV- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, Indonesia menginginkan hasil yang nyata dari gelaran pertemuan G20 yang sudah dimulai sejak Kamis (9/12/2021).
Kick Off atau dimulainya pertemuan G20 ditandai dengan seminar bertajuk "Recover Together, Recover Stronger”, di mana Sri Mulyani dan Gubernur BI Perry Warjiyo menjadi pembicaranya.
Menteri Ekonomi dan Keuangan Italia Daniele Franco dan Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman juga menjadi pembicaranya dalam seminar tersebut.
"Selama memegang Presidensi G20, Indonesia ingin dapat hasil nyata dan substansif. Pertama, joint task force keuangan dan kesehatan bisa menghasilkan roadmap dari Pandemic Prevention, Preparedness, and Responses. Kedua, indikator pasti komitmen pembiayaan penanganan climate change," kata Sri Mulyani dikutip dari unggahan di akun Instagram pribadinya, Jumat (10/12/2021).
Baca Juga: Menperin Sebut Diskon PPnBM Mobil Bisa Permanen, Tapi Ada Syaratnya
Selanjutnya, Indonesia ingin dibuatnya roadmap atau peta jalan pembiayaan yang berkelanjutan. Keempat, dukungan terhadap transisi ekonomi rendah karbon. Kelima, panduan sistem perpajakan internasional untuk mencapai perpajakan yang adil dan sederhana bagi seluruh negara.
Indonesia juga ingin mencapai mobilisasi pembiayaan dari sektor swasta untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
"Selamat datang para Delegasi G20 di Bali! Welcome to the Island of God. Walaupun masih harus memakai masker dan menjaga jarak, saya yakin itu tidak akan menurunkan semangat para delegasi untuk mendiskusikan pemulihan ekonomi dunia yang harus dilakukan bersama-sama," tulis Sri Mulyani.
Baca Juga: Bantuan Kuota Internet Kemendikbud Cair sampai Desember, tapi Tak Bisa untuk Akses Aplikasi Ini
Dalam diskusi panel tersebut, Sri Mulyani menyampaikan situasi global yang tidak pasti dan kompleksitas efek pandemi, dunia harus menyinkronkan kebijakan exit strategy. Tidak hanya dalam bentuk komunikasi, tapi kebijakan nyata yang bisa membangun kepercayaan dunia bahwa kita bisa pulih bersama.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :