> >

Banyak TKA China di Indonesia yang Kerja pada Sektor Tambang, Luhut: Ini Kesalahan Kita

Ekonomi dan bisnis | 21 November 2021, 06:40 WIB
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan usai memenuhi panggilan mediasi di Polda Metro Jaya, Senin (15/11/2021). Luhut mengakui banyaknya TKA China di Indonesia yang bekerja di sektor tambang. (Sumber: KOMPAS.com/Tria Sutrisna)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sumber daya manusia (SDM) asal Indonesia yang kurang terampil membuat tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di bidang tambang dan proyek smelter semakin banyak.

Demikian hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Juga: Luhut: Kebijakan PPKM Level 3 di Libur Nataru Bukan Tindakan Sewenang-wenang Pemerintah

Seperti diketahui, jumlah tenaga TKA di Indonesia, khususnya yang berasal dari China, memang bertambah banyak dalam beberapa tahun terakhir.

Adapun industri di Tanah Air yang cukup banyak menyerap TKA asal China adalah proyek tambang dan smelter.

"Sekarang kita tidak mau hanya ekspor raw material, kita mau itu jadi satu kesatuan. Ini kesalahan kita berpuluh-puluh tahun, kita perbaiki. Memang ada kritik awalnya, 'kenapa enggak pakai tenaga Indonesia?' Memang tidak ada," kata Luhut dikutip dari Kompas.com, Minggu (21/11/2021).

Luhut menjelaskan, alasan banyak TKA yang bekerja di bidang tambang dan smelter karena beberapa perusahaan sulit menemukan SDM Indonesia yang kompeten.

Baca Juga: Kronologi TKA China di Konawe Bunuh Buaya Muara dan Menyantapnya, Daging hingga Kulit Dibikin Sup

Hal itu terjadi di proyek smelter Kawasan Industri Weda Bay, Halmahera Tengah, misalnya.

Luhut mengatakan, kawasan industri di Indonesia Timur ini dibangun oleh perusahaan dari tiga investor China yaitu Tsingshan, Huayou, dan Zhenshi.

"Banyak yang mengeluh, 'kenapa tidak orang Indonesia semua?' Ya memang tidak ada," ucap Luhut.

"Karena kita berpuluh-puluh tahun tidak pernah memperhatikan bangunan poltek yang berkualitas di daerah ini."

Luhut menambahkan, ruang kontrol yang berada di kawasan industri Weda Bay, diisi oleh lulusan yang tidak sesuai bidang akibat minimnya SDM yang sesuai kualifikasi.

Baca Juga: Kolaka Diserbu 21 TKA China dan India, Disnakertrans Sebut akan Bertambah Lagi

Banyak pekerja yangvharus dilatih ulang karena latar belakang pendidikan yang beranekaragam, mulai dari hukum, perawat, dan sejarah.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com


TERBARU