Defisit APBN Capai Rp383,2 T Hingga Agustus 2021
Ekonomi dan bisnis | 23 September 2021, 13:38 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Hingga akhir Agustus 2021, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp383,2 triliun. Defisit tersebut setara dengan 2,32 persen dari PDB. Defisit APBN terjadi karena belanja negara lebih besar dari pendapatannya.
Pendapatan negara hingga Agustus 2021 tercatat sebesar Rp1.177,6 triliun, sedangkan belanja negara di periode yang sama sebesar Rp1.560,8. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, realisasi defisit tersebut masih lebih rendah dari target defisit pemerintah tahun 2021 sebesar 5,7 persen dari PDB.
"Posisi APBN pada Agustus adalah defisit dalam APBN kita adalah Rp383,2 triliun atau 2,32 persen dari PDB. Jangan lupa bahwa di UU APBN, defisit itu di 5,7 persen dari GDP," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN Kita, Kamis (23/9/2021).
Menurut Sri Mulyani, defisit bisa ditekan karena pihaknya memperkuat kebijakan fiskal atau perpajakan, disaat perekonomian terus tumbuh positif.
Baca Juga: Ditanya DPR Soal BUMN 'Hantu' dan 'Polesan', Erick Thohir Akui Ada BUMN Ngutang demi Bonus
"Coba kita lihat defisit overall, defisit APBN pada bulan Agustus Rp383,2 triliun dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp503,8 triliun. Tetap defisit namun penurunannya mencapai 23,9 persen," ujarnya.
Pendapatan negara sampai Agustus 2021 sebesar Rp1.177,6 triliun setara dengan 67,5 persen dari target pendapatan negara tahun ini, yaitu sebesar Rp1.743,6 triliun.
Serta naik 13,9 persen dibanding capaian di periode yang sama tahun lalu. Kenaikan itu ditopang meningkatnya realisasi penerimaan pajak, bea cukai, maupun pendapatan negara bukan pajak (PNBP).
Rinciannya, penerimaan pajak sebesar Rp741,3 triliun atau 60,3 persen dari target tahun ini, sebesar Rp1.229,6 triliun. Pajak tersebut meningkat 9,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Lalu penerimaan bea dan cukai juga meningkat 30,4 persen mencapai Rp158 triliun. Jumlah itu sudah 73,5 persen dari target Rp215 triliun.
Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto
Sumber :