Kemenhub Tandatangani Kerja Sama Pembangunan Pelabuhan Anggrek di Tengah Pandemi
Ekonomi dan bisnis | 30 Juli 2021, 22:33 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melanjutkan pembangunan infrastuktur di tengah pandemi. Pada Jumat (30/7/2021) pemerintah menandatangi pernjanjian kerja sama pembangunan Pelabuhan Anggrek di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.
Pembangunan Pelabuhan Anggrek ini berjalan dengan pendanaan non-APBN karena pemerintah bekerja sama dengan badan usaha yang tergabung dalam konsorsium PT Anggrek Gorontalo International Terminal.
Sesuai keputusan Dirjen Perhubungan Laut, Konsorsium Anggrek ini terdiri dari PT Gotrans Logistics International, PT Anugerah Jelajah Indonesia Logistic, PT Titian Labuan Anugrah, dan PT Hutama Karya (Persero).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyaksikan langsung penandatanganan kerja sama antara Dirjen Perhubungan Laut Agus H Purnomo dengan Direktur Utama PT Anggrek Gorontalo International Terminal Hiramsyah S Thaib di kantor Kemenhub, Jakarta.
Baca Juga: Jasamarga: Pengerjaan Seksi 1 Tol Probolinggo-Banyuwangi akan Dimulai Tahun 2022
“Meskipun di tengah pandemi, tetapi kita terus berkomitmen melanjutkan pembangunan. Saya bersyukur dan senang, karena pembangunan Pelabuhan Anggrek ini telah memasuki babak baru yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama pada hari ini,” ujar Menhub Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis.
Menhub Budi mengatakan, pihaknya telah menunjuk pemenang lelang proyek pembangunan Pelabuhan Anggrek sesuai aturan perundangan yang berlaku mengenai tahapan pengadaan.
Menurutnya, konsorsium pemenang proyek ini pun memiliki kredibilitas untuk membangun pelabuhan itu.
“Kami didukung oleh Bappenas dan Kemenkeu berkomitmen mendukung pembangunan sampai dengan pengelolaannya. Diharapkan dua sampai tiga tahun mendatang, pelabuhan ini dapat menjadi kebanggaan dari masyarakat Gorontalo dan sekitarnya,” kata Budi Karya.
Agus Purnomo menyebut, Pelabuhan Anggrek adalah pelabuhan pengumpul yang melayani berbagai kegiatan bongkar muat.
Pelabuhan Anggrek, kata Agus, juga strategis untuk mengembangkan potensi di di area perkembangan komoditi pertanian dan Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Gorontalo-Paguyaman-Anggrek-Kwandang (Gopandang).
Proyek ini akan mengembangkan Pelabuhan Anggrek yang kapasitas operasionalnya telah melampaui standar kinerja pelabuhan.
Dengan pengembangan ini, Pelabuhan Anggrek direncanakan dapat melayani lebih banyak kapal peti kemas dan kargo.
Baca Juga: Apotek Keluhkan Margin Obat Covid-19 Kecil, KPPU Usul Pemerintah Evaluasi
Rencananya, Pelabuhan Anggrek dapat berkembang, sehingga memiliki dermaga yang dapat mengakomodir kapal bertambat sebesar 30.000 DWT.
Selain itu, pengembangan ini akan memperbesar general cargo untuk dapat mengakomodir kapal sebesar 10.000 DWT, kegiatan bongkar muat barang, peti kemas, curah serta Penyediaan dan pelayanan jasa terkait kepelabuhanan lainnya.
Di tengah pandemi, APBN mengalami keterbatasan. Sebab itu, Kemenhub membuka pintu bagi badan usaha, baik BUMN maupun swasta untuk membantu pembangunan infrastruktur, termasuk di Pelabuhan Anggrek.
Nilai investasi kerja sama pembangunan dan pengelolaan Pelabuhan Anggrek adalah sebesar Rp1,4 triliun dan biaya operasional sebesar Rp5,2 triliun yang akan dikerjasamakan selama 30 tahun.
Besaran pendapatan konsensi dari Pelabuhan Anggrek diperkirakan mencapai 2,5% per tahun dari Pendapatan Kotor yang dapat dinaikkan secara progresif.
Sementara, pembagian kelebihan keuntungan (clawback) sebesar 50% disetorkan oleh Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur.
Dengan pengembangan ini, harapannya Pelabuhan Anggrek dapat mendukung konektivitas Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gopandang di Gorontalo.Kemen Jepang, Korea, China, dan Hongkong.
Terakhir, pembangunan Pelabuhan Anggrek ini dapat memicu pengembangan kawasan sekitarnya dan menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar Kabupaten Gorontalo Utara.
Baca Juga: Dirut BPJS Kesehatan Masuk Daftar CEO Terbaik 2021 Versi Iconomics
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV