Kesepakatan Penambahan Produksi Minyak Mentah Bakal "Ngerem" Kenaikan Harga agar Tak Terlalu Tinggi
Ekonomi dan bisnis | 22 Juli 2021, 14:19 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Kesepakatan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan non-OPEC menaikkan produksi minyak disebabkan oleh menyempitnya selisih antara permintaan dan pasokan minyak mentah dunia. Hal ini disampaikan oleh Vice President for Industry and Regional Research PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dendi Ramdani.
Dendi mengatakan, konsumsi minyak mentah terus meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi, terutama di daerah-daerah yang sudah mencapai kekebalan kelompok. Dampaknya adalah ekspektasi kenaikan harga minyak dunia makin kencang.
Selain itu, Dendi menyebutkan, harga minyak pada penutupan bursa, Senin (19/7/2021), berada di posisi 70 dollar AS per barel. Sebelumnya, harga berada di posisi 73,6 dollar AS per barel.
“Artinya, pasar merespons keputusan OPEC dan non-OPEC untuk menambah produksi minyak harian,” jelas dia.
Baca Juga: OPEC Sepakat Naikkan Produksi Minyak Bumi, Beban Subsidi Indonesia Bakal Lebih Ringan
Berdasarkan data yang dihimpun Office of Chief Economist Bank Mandiri menunjukkan, jumlah minyak mentah yang disimpan secara global pada Mei 2021 menurun 1,2 juta barel per hari dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Penurunan itu disebabkan oleh konsumsi minyak mentah yang lebih besar dibandingkan dengan produksi sehingga harus menggunakan simpanan.
Dengan pergerakan konsumsi tersebut, Dendi memperkirakan, harga minyak dunia tetap berada dalam tren naik secara jangka menengah.
Namun, kesepakatan penambahan produksi akan mengerem laju kenaikan sehingga tidak terlalu tajam. Harga minyak mentah jenis Brent diperkirakan akan ada pada rentang 65-70 dollar AS per barel.
Baca Juga: OPEC Plus Sepakat Genjot Produksi Minyak Mentah 2 Juta Barrel per Hari Mulai Agustus hingga Desember
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Kompas.id