OPEC Sepakat Naikkan Produksi Minyak Bumi, Beban Subsidi Indonesia Bakal Lebih Ringan
Ekonomi dan bisnis | 22 Juli 2021, 07:29 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Kesepakatan untuk meningkatkan produksi minyak bumi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara non-OPEC, berpotensi meringankan beban subsidi bahan bakar minyak atau BBM yang ditanggung Indonesia akibat meroketnya harga minyak dunia.
Sebelumnya, dalam siaran pers di laman resmi OPEC, pertemuan tingkat menteri antara negara OPEC dan non-OPEC (ONOMM) ke-19, Minggu (18/7/2021), di Vienna, Austria, sepakat untuk meningkatkan produksi 400.000 barel per hari mulai Agustus hingga Desember 2021.
Peningkatan produksi tersebut sebagai respon atas tingginya permintaan minyak dunia, seiring dengan pemulihan ekonomi karena banyak negara yang sempat lesu akibat pandemi Covid-19.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengemukakan, kesepakatan menaikkan produksi minyak tersebut dapat membuat harga minyak mentah dunia tak semahal sebelum ada kesepakatan.
Baca Juga: OPEC Plus Sepakat Genjot Produksi Minyak Mentah 2 Juta Barrel per Hari Mulai Agustus hingga Desember
Dampaknya bagi Indonesia adalah beban subsidi berpotensi menjadi lebih ringan. Hal ini karena Indonesia masih bergantung pada impor minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM).
“Kenaikan harga minyak akan memperbesar subsidi harga BBM. Selisih (harga jual BBM dengan harga keekonomian) tersebut dibebankan pada anggaran negara dan arus kas PT Pertamina (Persero) sebagai badan usaha,” ucap Komaidi, Rabu (21/7/2021), dikutip dari Kompas.id.
Mengutip laman Bloomberg pada Rabu sore, harga minyak mentah jenis Brent adalah 70,14 dollar AS per barel dan jenis WTI 67,9 dollar AS per barel.
Saat pandemi Covid-19 merebak di banyak negara di dunia pada 2020, harga minyak mentah jenis Brent sempat ada di kisaran 25 dollar AS per barel pada April 2020. Bahkan, jenis WTI sempat minus 35 dollar AS per barel.
Meski harga minyak mentah rendah, harga jual BBM di Indonesia, khususnya yang bersubsidi, tidak turun. Solar bersubsidi (biosolar) dijual seharga Rp 5.150 per liter dan bensin jenis premium dijual Rp 6.450 per liter.
Kondisi tersebut dinilai oleh sejumlah kalangan yang membantu Pertamina meraih untung besar sepanjang pandemi.
Pada 2020, realisasi subsidi BBM dan elpiji mencapai Rp 55,4 triliun. Subsidi tersebut menurun dibandingkan dengan realisasi 2019 yang sebesar Rp 68,3 triliun.
Penurunan subsidi pada 2020 dipengaruhi pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama pandemi Covid-19 di Indonesia yang membuat konsumsi BBM nasional merosot.
Baca Juga: OPEC Plus Sepakat Kenaikan Produksi Minyak Bumi Secara Bertahap
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Kompas.id