Niatnya Biar Hemat, Pemilu Serentak 2019 Malah Boros Anggaran Rp179 M
Ekonomi dan bisnis | 30 Juni 2021, 11:13 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Pemerintah menggelar Pemilu Serentak 2019 dengan tujuan menghemat anggaran. Namun ternyata, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) justru menemukan adanya pemborosan anggaran negara sekitar Rp179 miliar.
Hal itu tercantum dalam laporan ikhtisar hasil pemeriksaan semester (IHPS) II/2020, yang diserahkan Ketua BPK Agung Firman Sampurna kepada Presiden Jokowi Jumat, (25/06/2021).
Berdasarkan laporan IHPS II/2020 di laman resmi BPK, total ada 467 permasalahan yang ditemukan yang berakibat pada pemborosan uang negara.
"39 Permasalahan ketidakhematan Rp163,94 miliar, 5,04 ribu Dollar Australia, 6,60 juta Won Korea, 439,03 ribu Ringgit Malaysia; 12 permasalahan ketidakefisienan Rp1,51 miliar; 267 permasalahan ketidakefektifan Rp230,65 juta, " tulis laporan tersebut, dikutip KOMPAS TV, Rabu (30/06/2021).
Baca Juga: Laporan Keuangan, BPK Temukan Kerugian Negara Rp 18.48 Miliar
Lalu ada juga permasalahan ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan. Masalah tersebut terdiri dari 55 permasalahan kerugian sebesar Rp7,57 miliar; 16 permasalahan kekurangan penerimaan
sebesar Rp203,97 juta; serta 77 permasalahan administrasi.
Kemudian, ada juga 1 masalah sistem pengendalian intern. Jika dirupiahkan, total pemborosan Pemilu serentak 2019 adalah sekitar Rp179 miliar.
Menurut BPK, ada berbagai penyebab pemborosan anggaran negara di Pemilu Serentak 2019. Mulai dari pembiayaan pelaksanaan kegiatan pencocokan dan penelitian (coklit) sampai pengiriman surat suara ke alamat yang tidak valid di luar negeri.
"Untuk pembiayaan pelaksanaan kegiatan coklit, pembayaran honorarium output kegiatan, pembentukan Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) di luar premis yang tidak digunakan, serta pengiriman surat suara melalui pos dengan alamat yang tidak valid dan tidak kembali ke Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN)," begitu bunyi laporan BPK.
Baca Juga: BPK Temukan Masalah di Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 2020 Senilai Rp16,62 T
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV