Indonesia Berambisi Jadi Pemain Utama Rantai Pasok Kendaraan Listrik
Ekonomi dan bisnis | 25 Juni 2021, 14:17 WIBTotal investasi yang ditanamkan konsorsium LG senilai 9,8 miliar dollar AS atau Rp 142 triliun untuk pengembangan industri terintegrasi dari hulu sampai hilir.
”Ini investasi terbesar Indonesia pascareformasi dan akan dibangun hulu sampai hilir. Dari proses mining (tambang), smelter, prekursor, katoda, baterai sel, sampai industri daur ulangnya akan terintegrasi di dalam negeri,” kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Ia menjelaskan, pengembangan ekosistem industri baterai listrik sengaja dimulai dari hilir melalui pendirian pabrik baterai sel listrik untuk mendorong kemandirian bahan baku.
”Kami sengaja mendorong hilir duluan, baru hulu, supaya sebisa mungkin menjaga bahan baku nikel kita tidak terus-terusan diekspor setengah jadi,” kata Bahlil.
Di samping itu, Toto menambahkan bahwa saat ini kapasitas Indonesia belum maksimal untuk memiliki teknologi produksi baterai listrik sendiri.
Oleh karena itu, kerja sama dengan konsorsium LG serta CATL dibutuhkan di awal.
Namun, ke depan, industri baterai listrik, baik swasta maupun BUMN, perlu bekerja sama dengan perguruan tinggi, akademisi, dan lembaga riset untuk mengembangkan teknologi sendiri.
”Kita beruntung bisa bekerja sama dengan dua perusahaan kendaraan listrik terbesar dunia, tetapi mereka pasti akan menyimpan properti intelektual mereka. Ke depan, kami harap seluruh rantai pasok kita punya teknologi yang betul-betul made in Indonesia dari awal sampai akhir,” tutur Toto.
Baca Juga: LG Resmi Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Indonesia, Mulai Beroperasi Akhir 2023
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV