Luhut: Dana Belanja Alkes Impor 5 Kali Lebih Besar dari Produk Lokal
Kebijakan | 15 Juni 2021, 14:50 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo meminta jajaran menterinya untuk mengoptimalkan penyerapan alat kesehatan (alkes) dan obat-obatan produksi dalam negeri, dibanding impor.
Hal itu disampaikan Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, dalam konferensi pers virtual 'Upaya Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (PDN) Bidang Alat Kesehatan', Selasa (15/06/2021).
"Presiden sudah memberikan arahan kita kemarin, pas saya menghadap beliau sore dengan mewakili Menteri Kesehatan dan menteri BUMN dan Wakil Menteri Keuangan, untuk penggunaan lebih banyak lagi produk-produk dalam negeri dengan memindahkan atau mengundang investor-investor untuk masuk ke Indonesia," kata Luhut.
Hingga Juni 2021, pemesanan alkes dalam negeri hanya sebesar Rp2,9 triliun, sedangkan alkes impor 5 kali lebih besar yakni Rp12,5 triliun melalui e-katalog.
Baca Juga: Menteri ESDM Sebut Indonesia akan Berhenti Impor BBM dan LPG pada 2030
E-katalog merupakan aplikasi belanja online yang dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), yang menyediakan berbagai macam produk dari berbagai komoditas yang dibutuhkan oleh pemerintah.
Luhut mengatakan, pemerintah akan mendorong peningkatan belanja alkes dalam negeri minimal Rp6,5 triliun untuk 5.462 barang di tahun anggaran 2021.
Dari 358 jenis alkes yang sudah diproduksi di dalam negeri, 79 jenis alkes sudah mampu mensubstitusi atau menggantikan produk impor untuk kebutuhan nasional. Lalu, terdapat 5.462 alkes impor yang sudah tersubstitusi oleh produk dalam negeri sejenis dan akan dialihkan untuk belanja produk dalam negeri di e-katalog.
"Ada semacam misalnya seperti alat ukur apa USG itu kita butuh 12.000. Ngapain impor, bikin aja pabrik, dan mereka sudah mau, dan itu Presiden sudah memerintahkan tidak ada impor barang-barang seperti ini," ujar Luhut.
Baca Juga: Harga Kedelai Impor Naik, Perajin Tempe Pilih Naikkan Harga Jual
Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV