> >

Program "Food Estate" Dorong Produktivitas Petani di Sumsel

Ekonomi dan bisnis | 29 Mei 2021, 18:53 WIB
Suasana pencanangan program lumbung pangan atau ”Food Estate” di Sumatera Selatan, Jumat (28/5/2021). (Sumber: Kompas.id/RHAMA PURNA JATI )

INDRALAYA, KOMPAS.TV -  Sumatera Selatan mulai melaksanakan program ”Food Estate”. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan produksi serta kesejahteraan petani.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah meresmikan Program “Food Estate” di Kabupaten Ogan Ilir, Jumat (28/5/2021). Syahrul mengatakan, pengembangan lumbung pangan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Sumsel sebagai lumbung pangan di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor di bidang pertanian meningkat pesat pada 2020, yakni mencapai Rp450,79 triliun atau naik sekitar 15,54 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp390,16 triliun.

Dari capaian tersebut, menurut Syahrul, sektor perkebunan memberikan kontribusi terbesar dengan 91 persen, peternakan (6 persen), hortikultura (2 persen), dan tanaman pangan (1 persen).

”Dengan program ini, volume ekspor diharapkan bisa meningkat,” ujar Syahrul, dilansir dari Kompas.id.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menuturkan, program lumbung pangan diharapkan dapat memberantas permasalahan pertanian yang ada di Sumsel. Baik dari perbedaan luas lahan, ketersediaan pupuk, keragaman varietas bibit, dan harga.

Tak hanya itu, program lumbung pangan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas beras di Sumsel. Herman mencontohkan, permasalahan harga gabah yang anjlok ketika panen tiba diharapkan dapat diselesaikan dengan penyerapan gabah petani melalui Bulog ataupun perusahaan penggilingan swasta.

Baca Juga: Sumsel Mulai Jalankan "Food Estate"

”Ketika harga gabah membaik, petani pasti akan termotivasi untuk meningkatkan produktivitas,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumsel, Bambang Pramono menuturkan, pengembangan lumbung pangan dibagi dalam beberapa program.

Untuk program intensifikasi lahan akan diterapkan di tiga kabupaten, yakni OKU Timur (20.679 hektare), OKU Selatan (3.000 hektare), dan Ogan Ilir (2.000 hektare).

Adapun program optimalisasi lahan dikembangkan di dua kabupaten, yakni Ogan Komering Ilir (11.100 hektare) dan Banyuasin (34.500 hektare). Sementara pengembangan padi rawa terletak di Banyuasin (19.000 hektare) dan Ogan Komering Ilir (2.000 hektare).

Bambang menuturkan, dalam pengembangan program lumbung pangan, pemerintah telah menggandeng 16 perusahaan penggilingan padi.

Untuk membantu para petani dalam menjalankan program ini, pemerintah juga telah menambah jumlah tenaga pendamping hingga 1.400 orang.

”Dengan ini diharapkan pengembangan lumbung pangan di Sumsel dapat optimal,” katanya.

Baca Juga: 3 Menteri dan Kepala KSP Moeldoko Tinjau Lokasi Lumbung Pangan Nasional di Kalimantan Tengah

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU