Lahirnya Raksasa Digital Indonesia: GoTo, Perusahaan Gabungan Gojek dan Tokopedia
Kompas bisnis | 18 Mei 2021, 13:05 WIBKOMPAS.TV - Setelah beragam isu seputar merger dua raksasa digital Indonesia, kini akhirnya Gojek dan Tokopedia resmi melakukan penggabungan atau merger dengan membentuk perusahaan baru bernama Grup GoTo.
Bermodalkan dua layanan platform raksasa nasional, Grup GoTo diklaim akan mampu menciptakan platform konsumen digital terbesar di Indonesia dengan melayani sebagian besar kebutuhan konsumsi rumah tangga.
Berdasarkan data manajemen, Grup GoTo memiliki nilai total transaksi atau gross transaction value (GTV) sebesar 22 miliar dollar AS atau setara Rp 319 triliun pada 2020.
Selain itu, sepanjang tahun lalu GoTo juga memiliki 1,8 miliar transaksi, lebih dari 2 juta mitra driver tercatat, lebih dari 11 juta mitra usaha, lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan, serta kontribusi mencapai 2 persen kepada total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Perusahaan ini dipimpin oleh perwakilan Gojek, yakni Andre Soelistyo yang menjabat sebagai CEO Grup GoTo dan perwakilan Tokopedia, Patrick Cao yang didapuk sebagai Presiden GoTo. Sedangkan, Kevin Aluwi akan tetap menjabat sebagai CEO Gojek dan William Tanuwijaya akan tetap menjadi CEO Tokopedia.
Hadirnya Grup GoTo disebut akan memberikan layanan pengiriman cepat dengan jangkauan luas untuk berbagai layanan digital akan menjadikan pengiriman di hari yang sama untuk layanan e-commerce menjadi sebuah standar praktik sehari-hari di Indonesia.
GoTo juga akan semakin meningkatkan layanan pembayaran dan keuangannya untuk dapat menjangkau sekitar 140 juta masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam mengakses sistem keuangan di Indonesia.
Dilansir KompasTekno, berikut daftar investor blue-chip yang menyokong grup GoTo sebagaimana dihimpun dari keterangan resmi: Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, Kohlberg Kravis Roberts (KKR), Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa, Warburg Pincus.
Penulis : Anjani-Nur-Permatasari
Sumber : Kompas TV