Buwas: Waktu Rakortas, Rencana Impor Itu Enggak Ada
Ekonomi dan bisnis | 26 Maret 2021, 13:43 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyatakan, dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) terkait pengamanan stok pangan jelang lebaran di Kemenko Perekonomian, tidak ada keputusan akan membukanya keran impor beras.
Menurut pria yang kerap disapa Buwas, rapat yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan dihadiri sejumlah menteri, hanya membahas tentang kesiapan jelang bulan puasa dan Lebaran dari segala aspek pangan, termasuk beras.
Baca Juga: Wamentan Sebut Impor Beras Tak Perlu Dilakukan, Ada Kesimpangsiuran Data
Buwas menceritakan, saat itu pihak Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Maret-Mei 2021 merupakan masa panen raya sehingga produksi gabah dan beras diproyeksi surplus.
“Waktu rakortas, wacana impor itu enggak ada, karena rapat hanya bicarakan kesiapan jelang puasa dan Lebaran dari segala aspek pangan. Tapi dalam proses perjalanannya sekarang ada kebijakan impor,” kata Buwas seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (26/03/2021).
Biasanya, keputusan impor beras memang diambil saat rakortas. Pada 2018 misalnya, pemerintah memutuskan mengimpor beras 1,8 juta ton. Mengingat stok beras di Bulog kala itu hanya sebesar 600.000 ton.
Baca Juga: Ganjar : Keputusan Impor Beras Terlalu Dini
Disaat yang sama, Bulog seharusnya memiliki stok cadangan beras pemerintah (CBP) dikisaran 1-1,5 juta ton. Saat itu memang dibutuhkan stok beras yang banyak sebab Bulog terlibat dalam program bansos rastra dengan menyalurkan beras sebanyak 2,6 juta ton per tahunnya.
Namun, pada 2019 program bansos rastra tersebut diganti menjadi bantuan pangan non tunai (BPNT). Bulog pun kehilangan sarana untuk menyalurkan stok CBP. Padahal, penyaluran stok CBP tidak bisa sembarangan. Harus menunggu penugasan dari pemerintah.
Sehingga saat ini masih ada 275.811 ton beras hasil impor 2018 yang tersimpan di gudang Bulog, di mana sekitar 106.000 ton diantaranya mengalami turun mutu.
Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV