BPN dan DPR Sepakat Tunda Program Sertifikat Tanah Elektronik
Kebijakan | 24 Maret 2021, 06:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Komisi II DPR RI sepakat menunda pelaksanaan sertifikat tanah elektronik.
Hal itu disampaikan Ketua Komisi II DPR Ahmad Doli Kurnia Tandjung, saat membacakan kesimpulan rapat dengar pendapat (RDP) Komisi II dengan Kementerian ATR/BPN secara virtual pada Selasa (23/3/2021).
"Komisi II dan Menteri ATR/BPN sepakat menunda pemberlakuan sertifikasi elektronik dan segera melakukan evaluasi serta revisi terhadap ketentuan yang berpotensi menimbulkan permasalahan di masyarakat," kata Doli seperti dikutip dari Antara, Rabu (24/03/2021).
Baca Juga: Pakar Sebut Sertifikat Tanah Elektronik Tak Bisa Diterapkan di Indonesia, Ini Alasannya
Kesimpulan lain dari RDP itu, Komisi II juga meminta Kementerian ATR/BPN untuk mengevaluasi dan menyelesaikan seluruh Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), dan Hak Pengelolaan (HPL) yang tumpang tindih.
Terutama dengan hak rakyat atas tanah yang tidak sesuai dengan izin dan pemanfaatannya, yang tidak sesuai peruntukannya, serta yang telantar dan tidak bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan negara.
Komisi II akan membentuk panitia kerja HGU, HGB, dan HPL, serta panitia kerja mafia pertanahan dan panitia kerja tata ruang.
Baca Juga: WHO Tak Rekomendasikan Sertifikat Vaksin sebagai 'Paspor' Berpergian
Saat RDP berlangsung, anggota Komisi II DPR Heru Sudjatmoko mengatakan, pihaknya mendukung penerapan program sertifikat tanah elektronik.
Namun, pemerintah diharapkan menyelesaikan masalah yang ada di dalam Peraturan Menteri ATR/BPN tentang Sertifikat Elektronik
Penulis : Dina-Karina
Sumber : Kompas TV