Terdampak Pandemi, Utang BUMN Bengkak hingga Rp 1.682 T
Bumn | 28 Januari 2021, 14:34 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pandemi Covid-19 memang memukul banyak sektor di dunia usaha, termasuk perusahaan pelat merah. Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoartmodjo mengatakan utang BUMN naik tinggi.
Dalam Sembilan bulan di tahun 2020, utang BUMN mencapai Rp 1.682,9 triliun. Jauh lebih tinggi dibanding tahun 2019 yang sebesar Rp 1.393,7 triliun.
Baca Juga: Tumpukan Utang Indonesia di Masa Pandemi Covid-19
Bahkan, jika dirunut dari tahun 2017, utang BUMN bahkan tidak menyentuh Rp 1.000 triliun. Utang BUMN pada 2017 hanya sebesar Rp 942,9 triliun dan baru tahun 2018 utang BUMN naik jadi Rp 1.251,7 triliun.
"Pertumbuhan utang BUMN selama 5 tahun terakhir karena memang kita sangat diharapkan untuk membangun infrastruktur dasar seperti jalan tol, airport pelabuhan dan sebagainya membuat secara posisi utang BUMN meningkat mencapai Rp 1.682 triliun di bulan 9-2020," jelasnya dalam Economic Forum 2021, Kamis (28/1/2021).
Sektor yang paling dalam mengalami tekanan karena pandemic ialah sektor energi, infrastruktur dan pariwisata.
Sektor energi terdampak karena konsumsi BBM dan listrik menurun karena Covid-19.
Baca Juga: Utang Indonesia Capai Rp 6.000 Triliun, Tahun Ini Akan Targetkan Utang Lagi
"Dan kalau kita lihat growth revenue di mana yang paling berdampak sektor energi, di mana konsumsi dari pada BBM dan listrik selama 9 bulan lalu karena COVID ini membuat demand dan pembelian energi menurun drastis," terangnya.
Sedangkan dari infrastruktur terdampak akibat perlambatan pembangunan infrastruktur.
Penulis : Rizky-L-Pratama
Sumber : Kompas TV