Menteri Luhut: Resesi Bukan Akhir dari Segalanya
Kebijakan | 31 Agustus 2020, 14:47 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan resesi bukan akhir dari segalanya. Masyarakat jangan ditakut-takuti dengan penilaian proyeksi perekonomian kuartal III.
"Kalaupun terjadi (resesi), itu bukan akhir dari segala-galanya," ujar Luhut ketika meluncurkan program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu (30/8/2020).
Kalaupun Indonesia pada akhirnya harus mengalami resesi pada Kuartal III tahun ini, pemerintah bersama rakyat akan bekerja agar kinerja perekonomian tidak terperosok lebih dalam.
"Kalaupun sampai negatif di kuartal III ini, kita berjuang sekuatnya sehingga nanti kuartal III bisa mendekati 0 atau minus nol koma sekian persen," ujarnya.
Kunci untuk menjaga kinerja pemulihan perekonomian di Kuartal III ini adalah adanya kekompakan antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha.
Baca Juga: Mencari Solusi dari Ancaman Resesi, Ini Kata Mantan Menko Ekonomi & Industri Kwik Kian Gie
Luhut mengaku berdiskusi dengan Bank Dunia. Menurutnya, Bank Dunia mengapresiasi pelaksanaan program penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN) di Indonesia.
"Sepanjang kita masih kerja sama seperti ini, trajectory dari apa yang kita lakukan, langkah kita sudah benar disiplin sudah benar, tidak perlu ada ketakutan, optimisme harus kita pelihara," ujar dia.
Luhut mengatakan, serapan anggaran pemulihan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional yang mencapai 25 persen dari keseluruhan anggaran Rp695,2 triliun akan terus didorong lebih cepat.
"Sebagaimana langkah strategis sudah dilakukan percepatan APBN dan PEN. Komite Penanganan Covid-19 dan PEN telah membuahkan banyak hal positif dengan inovasi macam-macam tidak hanya bekerja dengan apa yang ada tapi melihat peluang dalam berbagai kendala," ujar Luhut.
Menteri Ekonomi Umumkan Proyeksi Kuartal III
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III mendatang akan berada di kisaran 0 persen hingga minus 2 persen.
Untuk keseluruhan tahun 2020, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berada di kisaran -1,1 persen hingga positif 0,2 persen.
Jika proyeksi tersebut terealisasi, artinya Indonesia menghadapi pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut. Dengan demikian, maka kondisi perekonomian RI masih dalam kategori resesi teknis.
Baca Juga: Saran untuk Indonesia Bangkit dari Ancaman Resesi akibat Pandemi Virus Corona
"Kalau indikator di Juli, di kuartal III, terjadi down side risk, suatu risiko nyata. Kuartal-III di kisaran 0 persen hingga negatif 2 persen," jelas Sri Mulyani ketika memberikan paparan dalam konferensi pers APBN KiTa, dikutip dari Kompas.com, Selasa (25/8/2020).
Kinerja perekonomian pada kuartal III, menurut Sri Mulyani tidak sesolid yang dibayangkan. Kinerja ekspor dan impor, hingga indikator tingkat produktivitas manufaktur serta sektor keuangan justru kembali ke zona negatif pada periode Juli 2020 ini.
Kunci utama untuk mengerek kinerja perekonomian pada kuartal III adalah investasi dan konsumsi domestik. "Kalau tetap negatif meski pemerintah sudah all out maka akan sulit untuk masuk ke zona netral tahun ini," ujar Sri Mulyani.
Penulis : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV