Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Minus 2 Persen di Kuartal III 2020
Ekonomi dan bisnis | 25 Agustus 2020, 21:18 WIBDari sisi konsumsi, Sri Mulyani mengatakan sangat optimistis kalau bantuan sosial (Bansos) dapat menstimulus ekonomi masyarakat miskin.
Meski ada kendala data, paling tidak bansos sedang berjalan dan sebagian sudah diberikan kepada masyarakat.
Sri Mulyani menilai Bansos tidak bisa sendirian mendorong konsumsi rumah tangga. Namun juga diperlukan konsumsi yang lebih aktif dari masyarakat kelas menengah dan atas.
Baca Juga: Sri Mulyani Ajak Masyarakat Jajan di Warteg, Ada Apa?
“Dari bansos saja tidak bisa memungkinkan konsumsinya pada level 0 persen, bisa negatif kalau yang kelas menengah atas belum melakukan konsumsinya,” kata Sri Mulyani.
“Oleh karenanya consumer confidence sangat penting. Meski kita menaikkan hingga 55 persen yoy dan belanjakan Rp 170 triliun, kita akan tetap tidak bisa mengembalikan fungsi konsumsi.”
Adapun sampai dengan akhir tahun 2020, Menkeu Sri Mulyani masih mematok target pertumbuhan ekonomi di rentang minus 1,1 persen sampai dengan positif 0,2 persen secara tahunan.
Baca Juga: Pengamat: Potensi Pertumbuhan Ekonomi 2021 Besar, Asumsi 4,5 Hingga 5,5 Persen Masih Konservatif
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV