> >

Synchronize Fest 2024 Merayakan Kebersamaan Atas Nama Musik Indonesia

Advertorial | 3 Oktober 2024, 14:00 WIB
Sejak digagas pertama kali, Synchronize Festival berupaya membangun kesadaran kolektif merayakan musik Indonesia untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri. (Sumber: Dok. Synchronize Festival)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Sejak digagas pertama kali, Synchronize Festival berupaya membangun kesadaran kolektif merayakan musik Indonesia untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Di samping itu, tetap menjaga value menjadi etalase luasnya spektrum musik Indonesia. Pada tahun ini, dengan mengusung tema “Together Bersama”, Synchronize Fest kembali digelar di Gambir Expo Kemayoran, pada 4, 5, 6 Oktober 2024.

Melalui semangat kebersamaan, Synchronize Fest merayakan dan menerjemahkan relevansi budaya kreatif dan musik Indonesia hari ini dengan menjadi wadah ekspresi yang dapat melebur sesuai zaman.

Salah satu persembahan spesial Synchronize Fest tahun ini adalah menghadirkan musisi-musisi luar negeri yang mengangkat narasi identitas musik Indonesia dalam karya mereka. Memberi perspektif akan pengaruh musik Indonesia dalam komunitas musik global.

“Synchronize Fest tahun ini dengan ‘Together Bersama’ sebagai tema besar menjadi amplifikasi kita semua untuk saling bergandengan tangan dan mendukung ekosistem kreatif di Indonesia, juga masyarakat dunia. ” jelas David Karto, Direktur Festival Synchronize Fest.

Semangat “Together Bersama” diwujudkan melalui 160 penampil yang akan mengisi tujuh panggung. Mereka antara lain Bagi Rapot Sambil Karaoke, Killing Me Inside RE:UNION X Pee Wee Gaskins, Bondan Prakoso & Fade2Black, Dewi Perssik feat. Aldi Taher, Guyon Waton, Maliq & D'Essentials, Wali, Superman Is Dead.

Selain sederet musisi kawakan, tampil pula grup dan musisi pendatang baru yang menjanjikan, seperti Asal Bunyi (Texpack, Rrag, Swellow), Bernadya, Dazzle, Funeruuu, Sukatani, dan Tamat.

Synchronize Fest sebagai wadah perayaan musik Indonesia akan menyajikan pertunjukan diskografi perjalanan musik anak dari masa ke masa bersama Titiek Puspa, Chicha Koeswoyo, Deredia, Mocca, Enno Lerian, Joshua Suherman, Tasya Kamila, Tina Toon, Melisa "Abang Tukang Bakso", Dhea Ananda dan Leony Vh "Trio Kwek Kwek", Saskia dan Geofanny, hingga Ria Enes dan Suzan.

Dimulai dari era ’50-an dan 60-an, lewat karya seperti “Soleram”, “Balonku”, “Bintang Kecil”, hingga “Pelangi”, yang secara turun temurun dinyanyikan oleh orang tua untuk anak-anaknya sebagai pengiring bermain hingga penghantar tidur.

Hingga era industri musik pop Indonesia, era ‘70-an sampai awal 2000-an, dengan mencuatnya nama-nama penyanyi cilik yang populer di era itu.

Komitmen Synchronize Fest menjadi festival yang inklusif diaktualisasikan salah satunya dengan menghadirkan musik-musik bernapaskan spiritual, antara lain lewat penampilan Haddad Alwi feat. Sulis Cinta Rasul dan Yasmin yang dikenal dengan lagu-lagu religi Islam.

Penampilan Haddad Alwi Feat. Sulis Cinta Rasul dan Yasmin siap mengembalikan memori masa kecil pengunjung terhadap puja-puji kaum muslimin dan muslimah terhadap Allah SWT dan Muhammad SAW di panggung festival.

Haddad Alwi dan Sulis begitu fenomenal dengan lagu-lagu bernafas islami di era akhir 90-an dan awal 2000-an. Kini Haddad Alwi juga turut mengajak Yasmin, seorang anak berusia 8 tahun asal Kota Banyuwangi.

Ada juga Sidney Mohede yang membawakan lagu-lagu spiritual Kristiani, juga Barry Likumahuwa yang mengusung konsep “Pengharapan” dengan pendekatan musik gospel.

Selain itu, hadir pula pertunjukan istimewa "NIKE ARDILLA LIVE BERSAMA (Bonita, Danilla, Fanny Soegi, Putri Ariani, Tantri "KOTAK") untuk mengenang 29 tahun paska kepergian sang Lady Rocker Nike Ardilla.

Petunjukan ROCK OPERA KEN AROK: HARRY ROESLI" akan hadir dengan konsep pelakonan sambil menyanyikan lagu bak opera dan teater di sepanjang pertunjukan.

Pagelaran ini akan dilakoni oleh seniman dan musisi Indonesia, mulai dari: Andy /rif, Arie Kriting, Candil, Dira Sugandi, Fauzan Lubis, Hari Pochang, Indra Lesmana, Isyana Sarasvati, Oslo Ibrahim, Sal Priadi, Soleh Solihun, Sri Hanuraga dan Teater Maimonolog, serta musik di bawah pimpinan Gerald Situmorang.

Akan dilaksanakan juga "60 TAHUN ELVY SUKAESIH BERKARYA" yang menjadi ajang penghormatan pada musisimusisi yang lebih dulu berdedikasi dan melahirkan karya-karya monumental.

Elvy Sukaesih merupakan tokoh legendaris musik dangdut Indonesia dengan predikat “Ratu Dangdut”, yang masih aktif berkiprah sejak tahun 1964 hingga hari ini, dengan rilisan 48 album solo. 

Saksikan juga penampilan "Erwin Gutawa Orchestra: Badai Pasti Berlalu" yang terinspirasi dari film dengan soundtrack legendaris "Badai Pasti Berlalu" karya Erros Djarot. Akan ada penampilan spesial dari Afgan, Berlian Hutauruk, BilalIndrajaya, Danilla, Fariz RN, dan Isyana Sarasvati.

Penulis : Adv-Team

Sumber : Kompas TV


TERBARU