Lebih Ramah Lingkungan Hingga 50 Persen, Saatnya Masyarakat Beralih ke Kendaraan Listrik
Berita partner | 11 Oktober 2023, 16:32 WIBKOMPAS.TV - Krisis lingkungan dan perubahan iklim telah memaksa dunia untuk bergerak menuju solusi berkelanjutan. Salah satu langkah besar dalam hal ini adalah beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik.
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Sigit Reliantoro pun sepakat bahwa peluang terbesar untuk memperbaiki kualitas udara saat ini adalah dengan memperbaiki sektor transportasi.
Selain mengurangi emisi gas rumah kaca, penggunaan kendaraan listrik juga membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak yang semakin mahal dan terbatas.
Bagi Indonesia, negara dengan salah satu populasi kendaraan terbesar di dunia, beralih ke kendaraan listrik merupakan langkah besar dalam mengurangi dampak lingkungan dan ketergantungan pada impor minyak.
Baca Juga: Resmikan Plant Pertama di Indonesia, KESDM: "PLN Miliki Cara Paling Cepat Hasilkan Green Hydrogen"
Kendaraan Listrik: Solusi untuk Lingkungan dan Ekonomi
Kendaraan listrik adalah salah satu solusi paling menjanjikan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang berasal dari sektor transportasi.
Dalam kondisi kelistrikan Indonesia saat ini, dengan menggunakan kendaraan listrik masyarakat sudah turut berkontribusi untuk mengurangi emisi sekitar 50 persen.
Sebagai gambaran, 1 liter bahan bakar minyak (BBM) setara dengan 1,2 kilowatt hour (kWh) listrik. Emisi karbon 1 liter BBM setara dengan 2,4 kilogram (kg) CO2e, sedangkan 1,2 kWh listrik emisinya setara 1,02 kg CO2e.
Terlebih, di masa mendatang, listrik yang disediakan untuk mengisi daya kendaraan juga akan makin bersih, menyusul mulai dibangunnya pembangkit yang berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).
Dengan begitu, penggunaan kendaraan listrik akan membantu mengurangi polusi udara, mengurangi tingkat kebisingan di kota-kota, dan mengurangi ketergantungan pada minyak bumi.
Selain manfaat lingkungan, kendaraan listrik juga memberikan potensi ekonomi yang besar bagi Indonesia.
Produksi dan penggunaan kendaraan listrik dapat menciptakan lapangan kerja baru, merangsang industri lokal, dan mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia yang disebabkan oleh impor minyak.
Infrastruktur Listrik yang Tangguh: Dukungan bagi Kendaraan Listrik
Tidak hanya ramah lingkungan, kendaraan listrik juga memiliki keunggulan lain seperti lebih hemat operasional, pajak lebih murah, tidak berisik, dan aman bila menerjang banjir.
Namun, agar masyarakat segera beralih ke kendaraan listrik, tentunya perlu terlebih dahulu dipersiapkan infrastruktur listrik yang tangguh.
Berikut beberapa alasan utama memperkuat infrastruktur listrik dalam peralihan ke kendaraan listrik.
- Infrastruktur Jaringan Listrik
Infrastruktur listrik yang kuat dan dapat diandalkan di seluruh Indonesia akan memastikan pasokan daya yang stabil dan andal bagi kendaraan listrik.
- Tenaga Listrik Terbarukan
Penggunaan energi terbarukan dalam infrastruktur listrik akan membantu mengurangi dampak lingkungan dari kendaraan listrik. Sebagai informasi, saat ini emisi listrik PLN yang berbasis mayoritas batu bara sudah jauh lebih rendah dibandingkan BBM.
Seiring dengan target net zero emission (NZE 2069), diharapkan kedepannya emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi.
- Stabilitas Pasokan
Infrastruktur listrik yang kukuh akan menghindari masalah kegagalan pasokan. Hal tersebut berisiko terjadi jika kendaraan listrik bergantung pada penyedia listrik swasta yang mungkin kurang stabil.
- Akses Kesetaraan
Memiliki infrastruktur listrik yang tangguh akan memastikan akses yang setara bagi semua masyarakat, termasuk di daerah terpencil sehingga memungkinkan peralihan ke kendaraan listrik yang inklusif.
Pemerintah saat ini tengah berusaha membangun ekosistem kendaraan listrik dengan menerbitkan peraturan Presiden RI No. 55 Tahun 2019 tentang percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk transportasi jalan.
Langkah-langkah Menuju Kendaraan Listrik Berbasis Infrastruktur Listrik yang Tangguh
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso pada Seminar Investor Trust bertema ”Membangun Ekosistem Baterai Kendaraan listrik” di Jakarta, Selasa (29/08) mengatakan, guna memenuhi kebutuhan pengguna kendaraan listrik sebanyak 17.282 unit (roda empat) dan sebanyak 40.312 unit (roda dua), pemerintah terus mendorong pengembangan ekosistem pendukung kendaraan listrik.
Pemerintah telah membangun 846 SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) untuk roda-4 dan 1.401 SPBKLU (Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum) untuk Roda-2.
Di sisi lain, terdapat lebih dari 9.000 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) yang tersebar di Indonesia. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan kendaraan listrik di tanah air.
Baca Juga: PLN Siap Jadi Raksasa Pelaku Carbon Trading yang Melantai di Bursa Karbon Indonesia IDXCarbon
Selain itu, untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik dengan dukungan infrastruktur listrik yang tangguh, ada beberapa langkah konkret dapat diambil pemerintah.
Pemerintah dapat memberikan insentif fiskal, seperti pembebasan pajak atau subsidi, kepada pemilik kendaraan listrik.
Kebijakan ini sudah diterapkan pemerintah Indonesia dengan memberikan insentif untuk pembelian motor listrik baru dan konversi motor konvensional berbahan bakar minyak (BBM) menjadi listrik.
Pembeli kendaraan listrik, khususnya roda empat, berhak mendapatkan layanan pemasangan home charging gratis. Pengguna kendaraan listrik juga akan memperoleh diskon tarif listrik untuk pengisian daya pukul 22.00 sampai dengan 05.00.
Selanjutnya, diperlukan pengembangan infrastruktur serta jaringan stasiun pengisian listrik yang luas dan mudah diakses di seluruh Indonesia.
Pemerintah melalui PLN telah menyediakan SPKLU atau EV Charging Point, SPBKLU, dan SPLU (Stasiun Pengisian Listrik Umum).
Selain itu, PLN juga menyediakan fitur one stop solution mengenai Kendaraan Listrik di aplikasi PLN Mobile.
Baca Juga: Pelayanan Pelanggan PLN Meraih 2 Penghargaan Internasional
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan, saat ini penggunaan kendaraan listrik menjadi pilihan strategis karena masyarakat turut serta dalam mengurangi emisi karbon di Indonesia.
Selain itu, keuntungan yang didapat setelah beralih menggunakan kendaraan listrik adalah dapat menghemat biaya operasional hampir 80 persen.
Darmawan mengungkapkan, perbandingannya cukup jauh, dengan asumsi tarif listrik sebesar Rp1.699 per kilowatt hour (kWh), hanya diperlukan sekitar Rp2.500 untuk sepeda motor listrik menempuh jarak 50 kilometer (km) dan 10 km untuk mobil listrik.
Sedangkan, jika menggunakan BBM, maka harus menghabiskan sekitar Rp13 ribu untuk menempuh jarak yang sama.
Darmawan juga menegaskan komitmen PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik dengan terus membangun infrastruktur yang memadai di tanah air.
Selain pemerintah, diperlukan kerja sama yang kuat dari semua pihak termasuk perusahaan listrik dan otomotif, lembaga riset, dan masyarakat umum, untuk bersatu dalam mendukung percepatan ekosistem kendaraan listrik tersebut sangatlah diperlukan.
Kerja sama tersebut dapat diwujudkan dengan membangun infrastruktur pengisian daya yang luas, mendorong penelitian, dan pengembangan teknologi yang lebih baik, serta memberikan insentif bagi konsumen untuk beralih ke kendaraan listrik.
Peralihan ke kendaraan listrik adalah langkah penting dalam mengatasi masalah lingkungan dan ekonomi di Indonesia. Dengan memperkuat infrastruktur listrik yang ada, kita dapat memastikan pasokan daya yang andal dan mendukung peralihan ini.
Dengan langkah-langkah ini, Indonesia dapat bergerak maju menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ekonomi yang lebih kuat.
Penulis : Adv-Team
Sumber : Kompas TV