Jiwa Pahlawan Berselimut Pengabdian
Advertorial | 8 Desember 2021, 11:34 WIB“Majuuuu….!!”
Ungkapan penuh energi yang kini bisa jadi sarat makna.
Perang bukan hanya maju saling serang dengan senjata. Perang bukan lagi tentang tumpahnya darah melawan penjajah. Apapun wujud dan makna peperangan, satu yang pasti selalu ada yakni sosok pahlawan. Pahlawan yang kukuh berjuang, pahlawan yang teguh pendirian dan mempertahankan kebenaran, pahlawan yang kerap mementingkan orang lain dan jadi penerang bagi sekitar.
Tahun ini, “Pahlawanku Inspirasiku” menjadi tema nasional peringatan Hari Pahlawan. Tak berlebihan rasanya jika manusia-manusia yang hidup di masa kini diharapkan bisa meresapi nilai-nilai perjuangan pahlawan dan mewujudkannya dalam sikap, ucap dan perilaku. Sebagaimana dicontohkan oleh para pahlawan kemerdekaan di masa lampau.
Cerita bisa saja berbeda, tapi sang pahlawan selalu hadir tepat waktu. Undangan datang dari jiwa dan suara nan jauh dari lubuk hati terdalam. Panggilan untuk berbuat baik dan benar sesuai tantangan yang tengah dihadapi termasuk kerasnya hantaman pandemi yang saat ini masih belum berakhir. Andakah pahlawan itu?
Kenali Siapa Lawan
Di masa pandemi saat ini, sebaran virus Covid-19 menjadi “musuh” bersama yang harus dilawan. Nyaris dua tahun hantamannya mengguncang dunia termasuk Indonesia. Berbagai jalan telah ditempuh, beragam kebijakan dijalankan.
Naik turun angka kematian, jatuh bangunnya para tenaga kesehatan, air mata yang jatuh berseling dengan peluh. Namun, pandemi masih saja bergeming. Begitu pun seharusnya dengan semangat dan tekad yang harus hendaknya tegak berdiri.
Baca Juga: Mencari Kritik di Ujung Demokrasi
Ketahanan, adaptasi, mengenali apa yang harus dilakukan adalah kunci untuk bisa bertahan. Menganalisa apa yang tengah terjadi, pendekatan apa yang dibutuhkan, hingga solusi apa yang paling tepat merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan secara cepat dan beriringan.
Musuh bukan hanya mereka yang merampas hak fisik dan/atau hak psikis, tapi juga pencipta ketimpangan yang kadang sukar untuk diterjemahkan. Mematuhi aturan, bersikap baik, ramah terhadap lingkungan dan memanusiakan manusia adalah hal-hal yang bisa jadi jembatan untuk menumpas lawan.
Lawan berupa rasa malas, lawan berupa sikap acuh, atau justru fanatisme yang terlalu jauh. Potret masyarakat yang saling hujat, fitnah, melakukan tindak kekerasan bahkan melakukan aksi teror yang dapat berakibat memecah belah bangsa. Semangat dan nilai-nilai kepahlawanan selalu relevan untuk terus ditumbuhkembangkan sesuai dengan perkembangan zaman.
Pengabdian Tanpa Beban
Masa sulit pandemi Covid-19 masih menjadi ancaman bagi kita semua meski belakangan ini Indonesia menunjukkan tren yang cukup baik dalam penanganan virus. Bangsa kita sempat mengalami kesulitan, namun kita patut bersyukur bahwa Indonesia tidak sampai terpuruk dan tetap optimis bangkit, pulih dan maju menghadapi masa depan.
Ketangguhan inilah yang hendaknya selalu kita tanamkan dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagaimana para pahlawan di masa lalu berjuang mengusir penjajah dari tanah air. Di masa sekarang ini, hendaknya kita menjadi pahlawan untuk negeri dengan terus melawan pandemi dan melanjutkan pembangunan.
Menjadi pahlawan bisa dilakukan secara sederhana, saling menolong sesama yang sedang membutuhkan merupakan contoh sikap pahlawan. Berjuang mengisi kemerdekaan dengan kegiatan positif, baik dalam berkarya dan menciptakan inovasi, adalah sikap keseharian yang tanpa disadari merupakan wujud pengabdian dan kesetiaan pada nilai-nilai luhur dan jiwa patriotisme. Beberapa hal yang sangat mungkin untuk dilakukan adalah:
1. Menjaga ketertiban
Penulis : Elva-Rini
Sumber : Kompas TV