Percepatan Pembangunan Rendah Karbon, Kemlu dan Kementerian ESDM Dorong Investasi di Sektor EBT
Advertorial | 2 Desember 2021, 21:55 WIBPada prinsipnya, Francesco menyepakati bahwa kerja sama internasional diperlukan untuk mencapai target energi transisi termasuk oleh Indonesia.
“IRENA siap bekerja sama dengan Indonesia dalam upaya tersebut,” tegas Francesco .
Panel diskusi dimoderatori oleh Direktur Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kemlu, Hari Prabowo, dan menghadirkan narasumber di antaranya Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM, Chrisnawan Anditya dan Head of Energy and Materials Platform/Member of the Executive Committee of the World Economy Forum, Roberto Bocca yang bergabung dari Kantor Pusat WEF di Swiss.
Selain itu, hadir pula Wakil Ketua Kadin sekaligus Apindo, Shinta Kamdani, Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Surya Darma, dan Pendiri Society of Renewable Energy (SRE), Zagy Berlian.
Baca Juga: Energi Baru Terbarukan Keharusan, Bukan Pilihan
Para narasumber umumnya menyoroti keberadaan energi Indonesia saat ini yang 92 persen masih berasal dari bahan bakar fosil. Sementara itu, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dapat dimaklumi bahwa Indonesia memiliki pertumbuhan permintaan energi yang sangat besar.
Dewan Energi Nasional telah memproyeksikan bahwa permintaan energi akan tumbuh dengan laju 4,3 persen hingga 5 persen sampai tahun 2050. Dengan tren saat ini, permintaan energi akan berlipat ganda pada tahun 2030.
Menyepakati hal tersebut, Pejabat Fungsional Diplomat yang tengah bertugas di PTRI ASEAN, Djatu Riyanda Primadini menyebutkan, perlunya upaya berkesinambungan untuk mengangkat dan menunjukkan potensi-potensi Indonesia di bidang energi terbarukan.
Hal itu, menurutnya, dapat dapat menarik lebih banyak investor untuk menanamkan modalnya untuk mendorong laju transisi energi nasional.
Webinar ditutup oleh Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan, Kementerian Luar Negeri, Yayan GH Mulyana, yang menegaskan perlunya dukungan penuh Pemerintah Republik Indonesia pada pengembangan sektor Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Yayan juga menilai pentingnya untuk melibatkan dan menguatkan komitmen kerja sama internasional dengan calon-calon investor dan masyarakat internasional untuk menuju optimalisasi pemanfaatan sektor energi terbarukan Indonesia.
Penulis : Elva-Rini
Sumber : Kompas TV