> >

Lebih dari 700 Warga Jogja Berkomitmen Jaga Kualitas Udara dengan Bersepeda

Advertorial | 1 April 2021, 18:48 WIB
Jaringan Gusdurian menginisiasi mural Jogja Lebih Bike di Jembatan Kewek dengan pesan Ngepit Kemana Saja, Kalau Dekat Bersepeda. Pembuatan mural diketuai oleh Sumarwan dari Tritura Art Community melibatkan seniman lokal serta warga di sekitar. (Sumber: Istimewa)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Rata-rata kualitas udara di Kota Yogyakarta selama satu bulan terakhir berada pada kisaran sedang, yaitu 70 Air Quality Index (AQI). Artinya, rata-rata kualitas udara di Jogja tidak aman bagi kelompok rentan seperti orangtua, anak-anak, atau orang dengan penyakit parah.

Data tersebut diperoleh dari lima sensor kualitas udara yang dipasang oleh Jogja Lebih Bike dan Nafas di Jalan Sudirman, UGM, Sayidan, Sorowajan, dan Umbulharjo. Adapun, di antara lima lokasi tersebut, Jalan Sudirman memiliki kualitas udara terburuk dengan rata-rata bulanan sebesar 94 AQI.

Lebih lagi, kualitas udara di kota Jogja sempat berada di kategori tidak sehat, yakni melebihi 150 AQI. Sebagai acuan, udara yang sehat berada di bawah 50 AQI.

“Sebagai solusi dari kualitas udara yang kurang baik ini, sejak bulan Februari lalu, lebih dari 700 warga Yogyakarta telah berkomitmen untuk menjaga kualitas udara Jogja dengan bersepeda. Komitmen yang ditunjukkan pun beragam, ada yang berjanji untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi utama, ada pula yang berjanji untuk menggunakan sepeda dalam jarak dekat,” ujar Dionaldy Permana dari Jogja Lebih Bike (31/3.2021).

Baca Juga: Tekan Polusi Udara di Jogja, ‘Jogja Lebih Bike’ Ajak Warga Bersepeda

Hal ini dikarenakan kualitas udara Jogja memang sudah tidak baik lagi. Oleh sebab itu, komitmen untuk bersepeda dan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor menjadi penting karena berdasarkan data dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, sebagian besar polusi udara di Kota Yogyakarta bersumber dari kendaraan bermotor.

Riset Litbang Kompas (2020) menunjukkan 88 persen masyarakat Yogyakarta masih sangat bergantung pada kendaraan bermotor, terutama sepeda motor. Dalam seminggu, masyarakat Jogja rata-rata dapat menghabiskan 5,1 liter bensin. Sedangkan hanya 2,6 persen warga yang terbiasa menggunakan sepeda.

Maka, jika 700 orang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi selama sehari dalam seminggu saja, mereka bisa menghemat 510 liter bensin dalam seminggunya. Atau bisa mencegah 997 kilogram emisi karbon untuk dilepaskan ke udara.

Data real-time kualitas udara Jogja di atas dapat diakses dengan mudah dan gratis melalui aplikasi Nafas maupun situs www.jogjalebihbike.id.

Dampak kampanye

Menurut Koordinator JLB, Dionaldy Permana, warga Jogja menyambut baik kampanye ini, terutama terlihat dari interaksi dalam akun Instagram @jogjalebihbike. Hal ini bisa dilihat dari konten berupa instastory yang terus dibagikan audien terkait kegiatan bersepeda.

Tak hanya itu, User-Generated Content (UGC) tagar yang mulanya hanya #JogjaLebihBike kini bertambah dengan munculnya #DekatBersepeda. Tagar baru ini mengampanyekan kegiatan bersepeda dalam jarak dekat atau kegiatan sehari-hari.

“Dampak yang terlihat dari kampanye ini adalah kenaikan kesadaran tentang isu-isu polusi udara dan bersepeda di Jogja. Semakin banyak netizen di media sosial yang mulai membahas mengenai pengalaman bersepeda mereka dan pendapat mereka tentang udara di Jogja,” ujarnya kepada KompasTV, Selasa (30/03/2021).

Selain itu, melalui akun Instagram @jogjalebihbike, kampanye ini tengah mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kualitas udara yang bagus. Salah satunya dengan memberikan informasi mengenai cara mengakses data kualitas udara melalui aplikasi Nafas.

Baca Juga: Upaya Warga Yogyakarta Hadapi Polusi Udara

Jogja Lebih Bike juga telah mengadakan forum diskusi bersama pesepeda dan beberapa komunitas sepeda. Di forum diskusi ini, para pesepeda memberikan pandangan mereka terhadap kelayakan Jogja sebagai kota ramah sepeda. Beberapa isu mengenai infrastruktur, pengetahuan berkendara, serta keamanan dan keselamatan menjadi salah satu topik yang dibahas dalam forum tersebut.

Pengamatan Dionaldy menunjukan adanya peningkatan jumlah masyarakat yang memulai untuk bersepeda ke tempat-tempat terdekat, seperti warung makan atau toko, serta membagikan pengalaman tersebut melalui tagar #jogjalebihbike.

Jogja Lebih Bike diharapkan dapat menjadi wadah bagi pesepeda dan masyarakat yang peduli lingkungan.

Penulis : Elva-Rini

Sumber : Kompas TV


TERBARU