Film Dalam Konteks Kebudayaan - ZONA INSPIRASI
Zona inspirasi | 30 September 2020, 16:47 WIBLSF sekarang menggunakan paradigma baru serta dialogis sebagai jalur pemberian literasi kepada publik ketika melakukan sensor. LSF periode baru ini tidak dengan mudah menggunting atau memotong, untuk mensensor secara asal suatu adegan dalam film, namun juga melihat konteks film secara keseluruhan, kemudian dibandingkan dengan klasifikasi usia film.
Setelah itu akan dipertimbangkan kembali apakah dialog atau adegan tsb masuk dalam klasifikasi usia tsb atau tidak. Jika terlalu kompleks maka akan dikembalikan kepada pemilik film. Intinya LSF akan memberikan catatan akan adegan yang dikenakan sensor, untuk kemudian dikembalikan lagi kepada pemilik film.
Dialog dibuka untuk membahas jika ada sesuatu yang akan timbul menjadi perselisihan.
LSF sebagai fungsi literasi, akan menggalakkan situs, media sosial dan pola-pola media komunikasi lainnya, serta akan secara rutin akan memberikan informasi kepada publik tentang film-film yang diputar. LSF akan memberikan resume film yang akan diputar, ini berbeda dengan sinopsis.
Resume ini lengkap dengan penjelasan, seperti misalnya alasan mengapa judul film ini dikategorikan untuk usia 17 tahun , yaitu karena ada adegan tertentu (dijabarkan) sehingga penonton menjadi memahami dan program sensor mandiri dapat dijalankan.
Saat ini 4 (empat) klasisifikasi usia untuk film adalah semua umur, 13 tahun, 17 tahun ,serta 21 tahun ke atas. Melalui sensor mandiri ini, diharapkan tidak akan terjadi hal-hal seperti batasan usia telah ditentukan, namun masih ada juga anak kecil yang dibawa serta meonton oleh orang dewasanya , hal inilah yang dapat dikategorikan sebagai pen zaliman kepada anak-anak, karena dibawa menonton film yang bukan peruntukannya.
Penulis : Yudho-Priambodo
Sumber : Kompas TV