KOMPAS.TV – Ketua Umum Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Induk Pusat, Mozes Wambrauw Simbiak, S. Farm, mengingatkan masyarakat akan bahaya menyimpan obat di dalam mobil.
Praktik ini kerap dianggap sepele oleh banyak orang, padahal dapat menurunkan efektivitas obat bahkan mengubah sifat kimianya.
Dikutip dari https://pafipcbadung.org, Mozes menjelaskan bahwa suhu di dalam mobil yang tertutup rapat dan terpapar sinar matahari langsung bisa meningkat secara drastis, terutama di siang hari.
Kondisi ini sangat tidak ideal untuk penyimpanan obat, yang umumnya memerlukan suhu stabil dan terkontrol.
"Beberapa jenis obat, terutama obat sirop dan kapsul lunak, sangat sensitif terhadap perubahan suhu ekstrem. Jika disimpan dalam suhu yang terlalu panas, struktur kimia obat bisa berubah, yang berpotensi menurunkan efektivitas bahkan menimbulkan risiko efek samping yang berbahaya," ujar Mozes.
Mozes menekankan pentingnya membaca instruksi penyimpanan yang tertera di kemasan obat. Mayoritas obat disarankan untuk disimpan pada suhu ruangan yang berkisar antara 25–30 derajat Celsius, jauh dari paparan sinar matahari langsung dan kelembapan tinggi.
Baca Juga: PAFI Soroti Kebiasaan Menghentikan Obat Sebelum Waktunya
Ia juga menyarankan agar masyarakat menghindari meninggalkan obat di dalam mobil meskipun hanya dalam waktu singkat, terutama jika cuaca sedang panas.
"Kesadaran masyarakat mengenai penyimpanan obat yang benar masih perlu ditingkatkan. Jangan sampai obat yang seharusnya membantu pemulihan justru menjadi ancaman kesehatan akibat kesalahan penyimpanan," tambah Mozes.
Sebagai langkah pencegahan, Mozes menyarankan agar masyarakat selalu membawa obat dalam wadah khusus yang dapat menjaga suhu tetap stabil, seperti kotak pendingin kecil.
Jika memungkinkan, obat sebaiknya tidak ditinggalkan di dalam mobil sama sekali.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.