KOMPAS.TV – Berbagi obat dengan orang lain mungkin terlihat seperti tindakan yang baik, terutama saat seseorang yang kita kenal mengalami gejala serupa dengan yang pernah kita alami.
Namun, Ketua Umum Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Induk Pusat, Mozes Wambrauw Simbiak, S. Farm, dikutip dari https://pafipcsumbawabarat.org, menegaskan bahwa praktik ini sangat berisiko dan dapat membahayakan kesehatan.
Menurutnya, setiap obat memiliki dosis, indikasi, serta efek samping yang spesifik sesuai dengan kondisi kesehatan pasien, usia, berat badan, dan riwayat penyakit yang dimiliki.
Baca Juga: Mengapa Obat Harus Dikonsumsi di Jam yang Sama? Ini Penjelasan PAFI
"Memberikan obat kepada orang lain tanpa resep atau petunjuk dokter dan apoteker bisa menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan, bahkan berujung pada kondisi yang lebih serius," jelas Mozes.
Mozes juga menyoroti pentingnya memahami bahwa obat yang cocok untuk satu individu belum tentu aman untuk orang lain, meskipun gejalanya terlihat serupa.
Beberapa jenis obat, seperti antibiotik atau obat pereda nyeri, jika dikonsumsi tanpa pengawasan tepat dapat menimbulkan resistensi, gangguan fungsi organ, atau reaksi alergi parah.
"Setiap pasien memiliki karakteristik tubuh yang berbeda. Bahkan obat-obatan yang terlihat umum seperti obat flu atau sakit kepala sekalipun, tidak bisa sembarangan dibagikan," ujarnya.
Selain itu, Mozes mengingatkan bahwa banyak obat memiliki kontraindikasi tertentu yang hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan medis.
Baca Juga: Obat Cair vs Obat Tablet, PAFI Jelaskan Mana yang Lebih Efektif
Misalnya, obat yang aman untuk orang dewasa mungkin berbahaya jika dikonsumsi anak-anak atau ibu hamil.
Oleh karena itu, Mozes menyarankan masyarakat untuk tidak mengandalkan pengalaman pribadi dalam memberikan obat kepada orang lain.
Sebagai gantinya, ia mendorong setiap orang untuk berkonsultasi langsung dengan tenaga kesehatan profesional sebelum menggunakan obat apa pun.
"Kesadaran masyarakat akan pentingnya konsultasi sebelum menggunakan obat harus ditingkatkan. Jangan mudah percaya dengan rekomendasi obat dari orang yang bukan tenaga kesehatan," pungkasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.