KOMPAS.TV – Kebiasaan menghentikan konsumsi obat sebelum waktunya selesai masih sering ditemukan di masyarakat.
Banyak pasien merasa sudah sehat setelah beberapa hari mengonsumsi obat, lalu memutuskan untuk berhenti tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
Dikutip dari https://pafikabmalinau.org, Ketua Umum Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Induk Pusat, Mozes Wambrauw Simbiak, S. Farm, menegaskan bahwa kebiasaan ini dapat berakibat fatal bagi kesehatan pasien dalam jangka panjang.
Dalam keterangannya, Mozes menjelaskan bahwa setiap obat, terutama antibiotik, memiliki siklus kerja yang harus diselesaikan sepenuhnya untuk memastikan efektivitasnya.
"Ketika pasien menghentikan konsumsi obat terlalu cepat, bakteri atau virus penyebab penyakit mungkin belum sepenuhnya mati. Ini bisa menyebabkan resistensi obat yang membuat penyakit menjadi lebih sulit diobati di masa depan," jelas Mozes.
Selain itu, Mozes juga mengingatkan bahwa tidak semua gejala yang hilang menandakan penyakit telah sembuh sepenuhnya.
Beberapa penyakit membutuhkan perawatan jangka panjang dengan dosis yang konsisten agar tubuh benar-benar pulih.
Ia mencontohkan kasus penyakit kronis seperti hipertensi atau diabetes, di mana obat harus diminum sesuai resep dokter dan tidak boleh dihentikan sembarangan. "Edukasi yang baik akan mengurangi risiko pasien menghentikan obat secara sepihak," pungkasnya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.