KOMPAS.TV – Kehadiran moda transportasi berbasis aplikasi atau dikenal sebagai taksi online sempat memberi pukulan terhadap bisnis taksi. Perusahaan transportasi PT Blue Bird Tbk yang menjadi operator armada taksi Blue Bird, misalnya, mengalami penurunan setelah taksi online beroperasi sejak 2016.
Pada 2015, laba bersih perusahaan tersebut tercatat sebesar Rp824,02 miliar. Lalu, pada 2016, laba bersih perusahaan menyusut menjadi Rp507,2 miliar.
Laba bersih kembali turun menjadi Rp314,5 miliar pada 2019. Pada 2019, akibat pandemi Covid-19, Blue Bird bahkan tercatat mengalami kerugian bersih hingga Rp 161,3 miliar.
Secara perlahan, Bluebird mulai bangkit dan mencatatkan laba bersih usai mengalami kerugian akibat pandemi.
Pada 2021, perusahaan mencatatkan laba bersih Rp7,7 miliar. Hingga Kuartal III 2022, laba bersih Blue Bird sudah mencapai Rp264 miliar atau naik 489 persen secara tahunan.
Direktur Utama PT Blue Bird Tbk. Sigit Djokosoetono mengatakan, untuk menggenjot kinerja salah satunya adalah dengan inovasi agar selalu relevan dengan kebutuhan pelanggan dan tetap mempertahankan fundamental Perseroan.
Bahkan, seperti diberitakan Kontan.co.id, Kamis (28/7/2022), perusahaan siap melakukan belanja modal Rp1,2 triliun untuk menambah armada baru.
Baca Juga: Blue Bird akan Segera Umumkan Tarif Baru Imbas Kenaikan Harga BBM
Peluang di pangsa pasar Gen Z
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.