JAKARTA, KOMPAS.TV – Daging merah yang berasal dari sapi dan domba sering dianggap sebagai makanan tak menyehatkan dan dapat memicu berbagai penyakit.
Anggapan yang belum jelas kebenarannya ini, diakui atau tidak, beredar luas di masyarakat. Lalu, benarkah daging merah tak menyehatkan?
Dalam rangka mengedukasi masyarakat, True Aussie Beef kembali menggelar event Beef Talk yang mengulas daging merah.
Pakar nutrisi Emilia Achmadi mengatakan, selain buah dan sayur yang mengandung protein nabati, penting untuk mengonsumsi daging merah karena kaya akan protein hewani.
Karena itu, mengonsumsi protein hewani sama pentingnya dengan protein nabati untuk kesehatan tubuh.
"Makanlah aneka ragam makanan pokok, tidak dianjurkan mengeliminasi satu pun jenis grup makanan," tegas Emilia dalam acara Beef Talk di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, Jumat (27/5/2022).
Protein merupakan zat yang sangat dibutuhkan tubuh karena termasuk sumber energi, membentuk berbagai enzim dan hormon, hingga mendukung imunitas.
Baca Juga: Nikmati Hidangan Daging Domba ala Sultan Ottoman di Lambassador Event
"Banyak sekali kesalahpahaman di masyarakat kita menganaktirikan dan mengkambinghitamkan daging merah. Saya ingin mengubah citra daging merah di masyarakat," tutur Emilia.
Kendati menyehatkan, Emilia tidak menyarankan mengonsumsi daging merah secara berlebihan. Berapa porsi ideal untuk mengonsumsi daging merah?
“Makanlah daging sapi 300–500 gram setiap minggu. Jangan berlebihan, karena itu juga tidak baik untuk kesehatan” jelas Emilia.
Daging merah yang direkomendasikan Emilia adalah daging sapi Australia yang terbukti berkualitas dan sanitasinya benar-benar dijaga.
“Australia punya regulasi yang sangat tepat. Mulai cara pemotongan, sanitasi, packaging, transportasi betul-betul diperhatikan, sehingga kontaminasi bakteri menjadi minimal,” ujar Emilia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.