Untuk itu, pemerintah Indonesia berkolaborasi dengan Lazada Indonesia dalam program pemberdayaan bagi para talenta yang ada di Indonesia. Plt. Direktur Riset Teknologi, Pengembangan, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kemendikbud Ristek, Teuku Faisal Fathani menyebutkan, penyiapan SDM harus disiapkan sedini mungkin.
“Di tahap pendidikan tinggi ada program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), tahun lalu ada lebih dari 80.000 mahasiswa dan tahun ini diharapkan lebih dari 120.000. Dan diharapkan 40 persennya adalah talenta digital,”
Faisal juga menyebutkan adanya penambahan mahasiswa yang melakukan magang di Lazada, yakni dari 80 di tahun lalu menjadi 133 mahasiswa di 2022.
Tak hanya itu, Faisal mengatakan pemerintah juga tengah melakukan sejumlah program pembentukan talenta digital di vokasi dan perguruan tinggi sehingga bonus demografi memenuhi kebutuhan industri.
“Transformasi pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga tinggi secara holistik ini harus digerakkan bersama-sama. Misalnya ada transformasi pendidikan vokasi di politeknik dan SMK ya, kemudian di perguruan tinggi ada kegiatan-kegiatan pembentukan talenta digital melalui MBKM,” ujar Faisal.
Dalam dunia profesi nanti, mahasiswa yang telah lulus dituntut untuk menguasai tidak hanya satu bidang yang mereka dalami di kuliah saja.
Di sini lah MBKM hadir dengan 8 program, yaitu pertukaran pelajar, magang perusahaan, studi independen, kampus mengajar, kewirausahaan, proyek kemanusiaan, penelitian, dan kuliah kerja nyata tematik.
Program-program ini dinilai dapat membentuk karakter sumber daya manusia menjadi unggul dan utuh.
“Unggul dari segi hard skill dan soft skill, utuh dari segi berbudi pekerti, berjuang mandiri, dan berdaya saing,” tambah Faisal.
Dewasa ini, banyak UMKM yang telah mengalami digitalisasi dan memanfaatkan e-commerce sebagai wadahnya. Bukan hanya untuk berjualan, tetapi juga untuk berkomunikasi dengan sesama penjual.
Walaupun demikian, nyatanya masih banyak tantangan yang dihadapi UMKM dalam beradaptasi dengan digitalisasi, salah satunya adalah kesiapan.
Oleh karena itu, Lazada telah melakukan upaya untuk mendukung pemberdayaan UMKM, yaitu melalui Gerakan Akselerasi Karya Rakyat (AKAR) Digital Indonesia.
Baca Juga: Bisakah Indonesia Jadi Negara Dengan Kekuatan Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara?
Dengan program ini, Lazada berupaya untuk menjangkau UMKM di daerah-daerah dan memberikan mereka pengetahuan dan skill berjualan online agar mereka juga bisa menjadi bagian dari ekonomi digital Indonesia. Gerakan AKAR Digital Indonesia telah dimulai di Jawa Barat dan Jawa Timur, dan akan merambah ke daerah lainnya di Indonesia dalam waktu dekat ini.
Menurut Ferry, dalam melakukan usaha untuk pemberdayaan UMKM tantangannya tidaklah mudah. Ketika turun ke lapangan untuk merekrut UMKM, akan sangat sulit jika Lazada hanya turun tangan sendiri.
“Harus bekerja sama dengan pemerintah daerah dan mencari organisasi-organisasi yang sudah menjadi wadah berbagai UMKM ini,” tambah Ferry.
Bukan hanya itu, sekarang ini Lazada juga telah mulai bergerak untuk menyediakan kesempatan pada UMKM untuk bersaing secara regional. Sebelum beralih ke tingkat global, Laza terlebih dahulu melihat bagaimana cara UMKM memenuhi kebutuhan negara tetangga.
Dalam mempersiapkan kesiapan UMKM di era ekonomi digital, kolaborasi menjadi kunci yang sangat penting.
“Kolaborasi penting sekali bukan hanya dengan Lazada, tapi juga dengan pemerintah, pemerintah daerah, organisasi, dan swasta agar UMKM tetap bisa bertahan dalam program ini dan bisa maju terus menjadi digital ready,” tutup Ferry.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.