JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) memilih Desa Warloka, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai desa pertama proyek percontohan Kampung Nelayan Binaan NU pada Sabtu, (5/2/2022).
Pencanangan program secara resmi ditandai dengan pemberian bantuan awal untuk masjid, lembaga pendidikan, dan pemerintahan desa setempat.
Program ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman antara PBNU dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) beberapa waktu lalu. Hadir pula dalam acara Dirjen Perikanan Budidaya KKP, TB Haeru Rahayu dan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.
Acara yang dimulai dengan dialog dengan para nelayan ini menjadi memontum penetapan bagi Desa Warloka sebagai lokasi pengembangan Kampung nelayan Maju 2022 oleh KKP.
Dari penetapan ini, akan ada bantuan sarana prasarana lingkungan, kegiatan pemberdayaan, dan pelatihan bagi para nelayan. Ada pula penyerahan paket bantuan alat tangkap ikan pancing ulur (hand line) untuk empat kelompok usaha bersama.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menekankan pentingnya desain perencanaan yang matang agar program yang dijalankan tidak sekadar bantuan sesaat.
"Kami ingin membangun model kampung nelayan maju yang menjadi percontohan bagi desa-desa nelayan lain di seuruh Indonesia," katanya.
Baca Juga: Menteri LHK dan Ketua PBNU Teken Nota Kesepahaman Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
PBNU, tambah Gus Yahya, telah membentuk tim guna melakukan asesemen terkait kebutuhan, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. Pihaknya menargetkan model kampung nelayan bisa direplikasi ke 90 titik lain dengan mempertimbangkan karakteristik lokal yang berbeda.
"Mudah-mudahan (90 titik kampung nelayaan binaan NU) bisa terealisasi. Paling lambat sampai akhir masa khidmah PBNU," ujarnya.
Dalam sesi dialog, para nelayan antara lain mengeluhkan persoalan listrik yang belum hadir, infrastruktur kesehatan dan pendidikan, serta pasar yang belum maksimal sebagai pusat perekonomian warga.
Di dalam forum dialog itu, Gus Yahya langsung memerintahkan PCNU Kabupaten Manggarai Barat untuk segera menindaklanjuti keluhan warga. Ia meminta adanya diskusi lebih detail terkait prioritas kebutuhan yang mesti dipenuhi.
"Saya meminta kepada Pak Ishaq selaku ketua PCNU Manggarai Barat untuk datang ke sini tiap bulan, memantau perkembangan apa yang sudah terjadi. Jadi, tanggal 6 Maret nanti, saya tunggu laporannya," tambahnya.
Baca Juga: Ketum PBNU Sambut Baik Kerja Sama dengan Kementerian LHK: Mudah-mudahan Ini Semua Manfaat
Gubernur NTT berterima kasih kepada PBNU dan menyatakan siap duduk bersama untuk membahas desain tata ruang yang baik, sehingga pembangunan kampung nelayan bisa berlangsung komprehensif, tidak tambal sulam.
Ia yakin, jika ditata dengan perencanaan yang matang, kampung nelayan ini bisa menghasilkan pusat kuliner, pariwisata, dan nelayan yang sejahtera.
"Alam NTT sangat eksotis tapi tidak terurus dengan baik," kata Viktor Bungtilu Laiskodat. Pencanangan Kampung Nelayan Binaan NU ini merupakan bagian dari agenda harlah ke-96 NU.
Sebelumnya, pada 31 Januari lalu Harlah NU ditandai dengan pengukuhan PBNU di Provinsi Kalimantan Timur tepatnya di The Dome, Balikpapan Sport and Convention Center, Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Acara pelantikan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, serta seluruh jajaran PBNU.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.