JAKARTA, KOMPAS.TV – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Mahendra Siregar menyebut tiga elemen utama untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan akibat Covid-19, yaitu ekonomi yang inklusif, perluasan digitalisasi, dan ekonomi berkelanjutan.
Hal ini ia sampaikan dalam sesi Debat Umum Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-15 United Nations Conference on Trade Development (UNCTAD), Rabu (6/10/2021).
“Pertama, pembangunan ekonomi yang inklusif dengan mengembangkan ekonomi kreatif,” kata Mahendra.
Pengembangan kreatif ekonomi, menurutnya, dapat membantu negara-negara untuk melakukan diversifikasi ekonomi dan juga membantu proses transformasi ekonomi negara-negara.
Oleh karena itu, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), wanita, serta pemuda harus diberdayakan untuk memaksimalkan manfaat peluang-peluang yang diciptakan oleh kreatif ekonomi.
Baca Juga: Konferensi Ke-15 UNCTAD Dorong Kebijakan Inklusif dan Berkelanjutan dari Para Pemimpin Dunia
Hal ini bertepatan dengan momentum tahun 2021 yang ditetapkan sebagai Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Untuk Pembangunan Berkelanjutan (Res/A/74/198).
“Kedua, memberikan dukungan terhadap perluasan digitalisasi,” lanjutnya.
Ia mengungkapkan, salah satu pelajaran yang bisa diambil dari pademi Covid-19 adalah bahwa adaptasi ekonomi digital sebagai sarana memasarkan produk dan memperluas jangkauan konsumen dapat membantu kegiatan bisnis untuk bertahan dari keterpurukan ekonomi.
Oleh sebab itu, perlu perhatian khusus untuk menjembatani keseimbangan digital antar negara dan antar wilayah dalam suatu negara dengan harga yang terjangkau dan akses terhadap infrastruktur digital yang dapat diandalkan, khususnya di negara berkembang.
“Ketiga, transisi menuju ekonomi yang berkelanjutan,” sambungnya.
Ia mengatakan, pemerintah perlu memperkuat kebijakan perdagangan dan investasi. untuk berkontribusi pada pencapaian tujuan iklim dan lingkungan dari Agenda 2030, dan tekankan tindakan yang lebih konkret dan terkoordinasi, sesuai dengan prinsip Common but Differentiated Responsibilities (CBDR) dan kemampuan masing-masing masing negara.
Dirinya menggarisbawahi pentingnya membangun kepercayaan untuk memastikan bahwa isu lingkungan tidak dipergunakan sebagai hambatan perdagangan.
Baca Juga: Diskusi Pre-Event KTM UNCTAD ke-15 Soroti Isu Komoditas hingga Infrastruktur Digital
Selain itu, Mahendra juga menekankan bahwa ekonomi berkelanjutan tidak akan tercapai ketika negara-negara berjuang untuk membayar utang yang meningkat akibat pandemi.
Untuk itu, Mahendra menyerukan kerja sama anggota UNCTAD untuk menyelesaikan permasalahan global, khususnya yang tengah dihadapi negara-negara berkembang akibat pandemi Covid-19.
“Dukungan UNCTAD untuk negara berkembang mutlak diperlukan, mari bekerja sama sehingga hasil KTM UNCTAD ke-15 ini dapat membantu anggotanya mewujudkan dunia yang lebih inklusif, tangguh, dan berkelanjutan untuk masa depan bersama,” tutupnya.
KTM ke-15 UNCTAD 4-7 Oktober 2021 berlangsung secara hybrid dengan lokasi pertemuan fisik secara terbatas di Jenewa, Swiss dan Bridgetown, Barbados. Kegiatan mengusung tema “From Inequality and Vulnerability to Prosperity for All” dan diikuti oleh 195 negara anggota UNCTAD.
Rangkaian kegiatan KTM ke-15 UNCTAD akan dilanjutkan dengan kegiatan Ministerial Round Table pada 6 sampai 7 Oktober 2021 dengan bahasan pokok Scaling up financing for development; Reshaping global and regional value chains; Regional integration for a resilient, inclusive and sustainable future; Harnessing frontier technologies for shared prosperity; Supporting productive transformation for greater resilience in a post-pandemic world.
Sumber : Kemlu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.